TTM (Tiba-Tiba Mulas), Harus Bagaimana?
Kadang, reaksi tubuh terjadi tanpa bisa
kita atur. Ya tiba-tiba kulit gatel, tiba-tiba kepala gatel,
tiba-tiba merinding, juga tiba-tiba mules. Yeah, mules jadi topik
bahasan kita kali ini. Asyiknya, (asyik dari manaa?) mulas jadi salah
satu kondisi tubuh yang masih bisa kita tutupin dengan perilaku
tertentu. Istilahnya manajemen mulas gitu lah ya. Masalahnya, mulas
di waktu dan situasi yang nggak pas seringkali mendatangkan
ketidaknyamanan. Nah, saat itulah kita harus pintar-pintar
menyiasatinya.
Sebagai karyawan yang salah satu
jobdescnya adalah mencicip makanan, saya otomatis seneng makan
berbagai jenis makanan. Saya diharuskan untuk mencicip, namun tentu
dong saya nggak pernah menyia-nyiakannya. Ya menurut nganaaa? Masa
iya biasa menghabiskan semangkok mie ayam gerobak, eh giliran ada
yang enak (dan kadang-kadang mahal) malah dicuekin. Enggak dong ya
cyin.
.
.
Nah, buat sebagian orang kayak saya,
makan menu baru atau yang jarang-jarang dicicip seringkali memicu
mulas karena perut agak ‘kaget’. Tiba-tiba perut bergejolak, tapi
sayangnya adaaaaa aja halangan untuk segera kabur ke toilet, atau
malah toiletnya nggak jelas ada dimana. Ini adalah masalah umum, yang
bahkan saya yakin artis sekelas Angelina Jolie sampai Zaskia Itik
pernah ngalamin. Agar tak malu, tetap cute dan tak ‘kelepasan’,
ini dia beberapa tips yang bisa Anda praktekkan. Semoga mujarab!
- Terus ngobrol
Lagi hot-hotnya berbincang sama bos,
klien, atau temen, eh tau-tau mules? Ah, nggak usah jaim laaah, pasti
kejadian ini pernah Anda alami. YA KAAAANNN???!! *maksa*. Parahnya
adalah jika obrolan dilakukan untuk tujuan tertentu dan dalam waktu
yang terbatas, misalnya Anda berbincang dengan calon klien. Tentu
nggak bijak ya, kalo Anda ujug-ujug minta permisi ke toilet dan
ninggalin doi sendirian. Kalo dia ampe kenapa-kenapa gimanaaa? *salah
fokus*
.
.
Caranya adalah tetap jalankan
percakapan. Namun kali ini, persilahkan lawan bicara Anda ngomong
lebih banyak. Salah satunya adalah dengan melemparkan pertanyaan yang
bikin doi menjelaskan panjang lebar. Misalnya “Ini promo nya kayak
apa yah mas, berapa lama berlakunya, terus jenis menunya apa aja?”
kalau lagi ngobrol sama pengelola resto. Atau kalo sama bos yang lagi
misuh-misuh soal jalanan, bisa pilih pertanyaan macamnya “emang
tadi lewat mana aja pak? Macetnya dimana aja?”. Gimana kalo lagi
dengerin temen yang lagi diselingkuhi pacarnya? Ajukan pertanyaan
seperti “coba jelasin ciri-ciri selingkuhannya!”. Dijamin selain
dia bakal nyerocos, akan ada api-api emosi membara di tatapan matanya
*tsah.
Mengapa harus tetap ngobrol? Jadi
begini penjelasan ilmiahnya ya adik-adik. Menurut saya, banyak ngomong dan
berfikir bisa bikin perut makin mulas. Serius deh. Gak asik kan, Anda
harus jaga intonasi supaya perut gak makin memaksa. Dengan diam dan
mendengarkan, Anda bisa diam-diam sibuk mengatur nafas, sambil tetep
eye contact dan manggut-manggut tanda menyimak. Padahal mah lagi nahan. Akhirnya, rasa mulas
bisa berangsur mereda.
- Sok-sok tidur
Efek dari mulas bisa diprediksi. Perut
sakit, konsentrasi terganggu dan uhm, agak berkeringat. Tapi gimana
kalo perasaan itu hadir waktu Anda nggak bisa menjangkau toilet?
Seringnya hal ini dirasakan saat lagi di perjalanan. Let’s say ada
di tengah-tengah kemacetan, dalam taksi, atau lagi naik metro mini.
Jalan salah satunya adalah merem. Iya,
merem. Soalnya, kondisinya kan Anda lagi puyeng nahan mules nih. Eh,
mata dipaksa untuk ngeliat obyek-obyek bergerak di depan.
Ujung-ujungnya, hal ini bikin rasa mulas makin menjadi. Coba inget-inget, sama kayak kalo kita mual, liat benda bergerak konstan di depan bikin kita makin pengen jackpot. Coba merem
atau sok-sok tidur. Oh ya, konon mengepalkan tangan atau menggenggam
batu bisa bikin mulas hilang. Tapi cara yang ini nggak pernah saya
praktekkan. Soalnya bukan apa-apa, ketahuan banget kayaknya lagi
'berjuang'. Hahaha.
Tips ini tentu bisa diaplikasikan Anda
yang berperan sebagai penumpang. Ya masa siiih yang nyetir juga mau
merem? Yang nyetir sebaiknya mengepalkan tangan aja yah. Oh ya, kalo
naik mobilnya nebeng, lakukan langkah di poin 1. Abisnya, gak tau
diri bener udah nebeng, gratis eh merem. Ngeri diturunin di polsek terdekat ya kan ceu.
- Kabur ke toilet
Iyalah, ini tindakan paling pas
menyikapi mulas berlebihan! Ya teruuuus, kalo udah mules banget masih
mau tanggung ‘resiko besar’? Ayo segera cari toilet terdekat,
jangan ragu dan kebanyakan mikir. Luber di tengah-tengah
aktivitas justru malah jadi aib seumur hidup. Toh biasanya aktivitas
di toilet nggak bakal lama kalo mulas.
Contohnya nih, temen saya dari SD,
inisialnya FH. Meski peristiwa ‘bocor di celana’ terjadi belasan
tahun lalu, tapi image itu masih melekat sama dia. Contohnya ketika
ketemu temen SD, akan ada celetukan begini “Ooooo, ini FH yang dulu
pernah b***k di celana kan yaaaaaaaa..”. Tentu nggak asik kalo akan
ada omongan gini. “Pak Bramantyo, kenalkan ini Marketing Director
kita, pak Fathur. Pak Fathur, kenalkan ini pak Bramantyo, Brand
Manager dari PT. X. itu lho pak, yang tempo hari cepirit di kawinan
anaknya pak General Manager”.
- Pssssttttt....
Ada di kerumunan, antrian, atau tempat
yang hingar bingar? Ah, lakukan saja manuver kecil untuk bikin rasa
mulas mereda. Caranya dengan mengurai angin-angin yang bergejolak
dalam tubuh. Seorang temen saya bahkan mengistilahkan ini sebagai
bubbly fart. Lagi antri Busway? Ada kereta lewat? Lagi jalan di
trotoar? Asal nggak ketahuan dan dilakukan se-natural mungkin, boleh
kok. Ah, saya sih yakin banyak banget orang yang hobi
mengimplementasikan poin 4 ini. NGAKU LO SEMUAAA!! Intinya liat
situasi. Tapi ya mohon suara dan aromanya diatur yah kakaaaaakkk!!!
- Pake minyak kayu putih
Langkah ini seringkali diambil mereka
yang merasa mulas, dekat dengan toilet, namun kerjaan nggak bisa
ditinggal. Gaya-gayaan ya. Caranya adalah dengan mengoleskan minyak
kayu putih di bagian perut dan pinggang. Niscaya rasa mulas cepet
reda. Tapi cara ini seringkali bikin kesel. Ya kok gak bersyukur
banget sih, toilet ada, waktu ada, tapi males. Maunya apa coba???!!!!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, semoga tips-tips tersebut
bermanfaat. Gimanapun juga, meski konotasinya ‘kotor’, namun gak
bisa dipungkiri hal ini deket sama keseharian kita. Yah begitulah.
For Your Info, tema tulisan ini datang dari temen saya. Kita
iseng-iseng tukeran ide tulisan ringan, yang dipublikasikan di blog
masing-masing, dan sepertinya akan ada tema-tema lain yang bakal kita tuker. Ciao!
1 komentar:
mbah, kebetulan saya adalah orang yang senantiasa punya penyakit KATARAK (KAgak TAhan beRAK), boleh kasih tips ga sih untuk memilih batu dari jenis apa yang cocok buat digenggem saat KATARAK?
REPLY