(hampir) sehari di Semarang
Yeay, akhirnya bisa ke kota Semarang lagi! Kali ini menginjakkan kaki di stasiun Semarang Poncol, karena naik KA Ekonomi Matarmaja dari Malang. Perut terasa kembung, tenggorokan sakit, suara agak serak, tapi gak apa-apa, hajar bleh. Rencananya hanya satu hari, umm, kurang dari satu hari malahan disini. Let’s start our dayyyy!!!
Sampai di Semarang, langsung menjejakkan kaki di angkringan Pak Gik di jalan Gajahmada. Konon, angkringan ini adalah angkringan paling gaul se-Semarang. Tempatnya luar biasa ramai, dan (katanya) makanannya enak. Waktu saya datang, “wah, rame ya”. Rata-rata pengunjungnya cowok yang bergerombol. Tempatnya sendiri bersebelahan dengan kali yang airnya kotor dan banyak sampah.
Menurut kakaknya Pak Gik, (seorang bapak yang saya lupa namanya, kita sebut saja pak Brodin), angkringan ini sudah ada dari tahun 1960-an. Sebagai anak gaul, tampan dan keren (PADA JAMANNYA), Ia dan pak Gik mendirikan kedai nasi kucing ini. Tapi kemudian doski pindah ke Jakarta dan kerja disana. Jadilah nama si adik, Pak Gik, yang diabadikan jadi nama angkringannya.
Sekarang, si kakak, sudah balik lagi ke Semarang. Kadang saat malam ia bantu angkringan, setelah siangnya bekerja jadi tukang becak. Menurut dia, angkringannya lagi sepi. Hah? Segitu dibilang sepi? Katanya, biasanya jauh lebih rame, orang-orang bubaran dari diskotik biasanya mampir, masih lengkap dengan atribut dan aksesoris ala-ala orang clubbing. Oh ya, makanannya sendiri ada mulai dari nasi kucing komplit, mendoan, pia, dan lainnya. Saya hanya coba pangsit goreng plus teh panas yang rasanya standar teh dan pangsit. Warung ini buka dari jam 10 malam sampai jam 7 pagi. Oh ya, jangan ngaku anak gaul Semarang kalo gak tau dan gak nongkrong disini!!!!!! *GakSantai*
Pagi-pagi, eh, kalo jam 7 bisa dibilang pagi-pagi ya, saya udah rapi dan siap jalan-jalan. Udah ada sederetan tempat di Semarang yang pengen dikunjungi. Temen saya yang tinggal di Semarang udah siap dengan amunisi, motor buat jalan-jalan, list tempat makan dan tempat yang oke buat didatengin.
Pertama kita sarapan dulu di Soto Kudus Mbak Lien di jalan Ki Mangun Sarkoro, belakang rumah sakit Tlogorejo. Saya pesen soto kudus biasa, harganya Rp.5000. Sotonya disajikan campur dengan nasi di dalam mangkuk kecil khas soto kudus. Harum enak bawang putih goreng dan daun bawang, plus kuah kuning yang sedeppp! Serius, ini soto enak banget! Saya jadi inget soto favorit saya di Kediri. Ternyata, ada yang lebih enak!
Di mejanya, tersaji beberapa tambahan, seperti perkedel kentang dan tempe goreng (Rp.1000), dan sate telur puyuh dan sate kerang (Rp.2500). Saya pilih tempe, dan….. ini tempe enak banget! Kok bisa ya, tempenya garing banget, tapi nggak tipis kayak di tukang gorengan? Gurih, kriuk, dan enak! Uhui! Serius, ini tempe enak banget.
Kelar sarapan, lanjut kita ke Kota Lama jl.Letjend Suprapto,duduk-duduk di taman srigunting. Kota Lama ini mirip-mirip kota lama-nya Jakarta. Bangunan tua, klasik, dan sama-sama ramai jadi destinasi buat nongkrong, ngumpul, photo session, dan uhm, pacaran. Pas jalan-jalan disini, baru deh timbul masalah. Saya sakit perut. Gak ada toilet, spbu atau apalah itu yang bisa dijadikan muara si gejolak perut. ternyata, perut kembung oleh-oleh dari Malang masih berlanjut. Perut saya sakiiiit. dan umm, cuaca Semarang yang panas terik membuat kepala saya pusing banget dan saya mulai bersin-bersin lagi. Akhirnya kita jalan-jalan dulu sebentar, dan menemukan satu tembok lucu dengan banyak mural.
"AKU DULU JUGA ANAK-ANAK!!!!"
Setelahnya, lanjut kita ke kawasan pecinan Semarang, pasar Semawis. Karena kesana di siang hari, jadi nggak begitu ramai kulinernya, dan dari luar terlihat sepi di hari imlek. Dari situ kita menyusuri kali menuju jalan lombok, dimana ada replika kapal Laksamana Cheng Ho. Dulunya, kapal aslinya digunakan oleh Laksamana Cheng Ho untuk menjelajahi dunia. Kapal ini terletak berseberangan dengan klenteng Tak Kay Sie. Sayangnya kali disini kumuh dan kotor. Padahal kawasan pecinan ini punya banyak bangunan unik yang bisa jadi destinasi jalan-jalan.
Setelahnya, kita mau beli kue di Selina, di jalan Kranggan Barat. Kue ganjel rel adalah kue klasik, yang bentuknya mirip ganjelan rel. kalau di Jakarta, kue ini namanya kue Gambang. Roti warna coklat dengan aroma khas kayumanis dan ditaburi wijen. Sayang, kuenya habis dan sedang dibuat lagi. Roti ini kesukaan mama saya, dan kadang kalau lagi hoki, dia nemu tukang roti Tan Ek Tjoan yang jualan roti gambang.
Niatnya mau cari sekolah Kolese Loyola di jalan Karanganyar. Ada kue lekker yang enak disana, namanya Paimo lekker. gaul abiiieezzztt. Lekker tuh macamnya crepes dengan isian macem-macem mulai dari kacang-cokelat-keju sampai sosis, tuna dan telur. Jualannya sederhana, hanya gerobak kecil dengan kompor dan wajan dengan sistem putar. Saya pesan cokelat kacang (Rp. 1500), pisang karamel (Rp.2000), dan juga tuna sosis telur (9000).
Rasanya? Enak! Bahkan yang harganya seribu limaratusan sekalipun! Kalau di Bekasi/Jakarta, kue lekker harga segitu cuma ngotor-ngotorin gigi, nah yang ini beneran makanan namanya! Siang itu cenderung sepi, karena biasanya perlu antri panjang untuk bisa makan kue ini. Apalagi letaknya yang persis di depan sekolah, no wonder kalo selalu ramai.
Lanjut kita nyari rujak marem pak Mien. Setelah nyari2, beberapa kali muter balik dan kebingungan, ternyata rujak ini nggak jauh dari kue lekker. Harganya Rp.10.000 seporsi. Karena bersin saya makin gila, makin pusing dan keringat dingin, rujaknya dibungkus. Ternyata, porsi rujak ini guede banget! Buahnya dibungkus dalam plastik bening ukuran satu kilo, dan buahnya sekitar setengah bungkus! Bayangin dah tuh... Isi buahnya standar rujak, plus jambu merah. Niatnya dimakan bareng sama si temen, eh ujung2nya, dia harus terima nasib karena rujaknya saya abisin, sampe bumbunya bersih. Ahaha maap...
Badan udah drop, tapi oleh-oleh gak boleh lupa. Mampir dulu ke jalan Pandanaran buat beli lunpia khas Semarang. Lunpia mini spesial, isi udang, ayam dan telur harganya @Rp. 5500.
Hanya sampai jam 12 saya kuat wara-wiri, dan akhirnya setengah hari dihabiskan untuk nonton dvd "Our Idiot Brother", dan ngobrol-ngobrol. Bisa dibilang temen saya ini adalah salah satu temen terdekat saya, dan jadi salah satu orang pertama yang akan saya ceritain tentang banyak hal. Sudah terlalu banyak kegoblokan yang dilakukan bersama. Tsahhhh. Dan oh, untuk menghindari resiko dia nelen wipol, ngemil semen padang ataupun makan daun rambutan saking GR nya, lebih baik tulisan tentang dia dihentikan. Hehe.
Jam 6, saya sudah siap ke PO Rosalia Indah di Banyumanik. Hujan besar, dan saya makin panik. Gimanaaa kalo saya telaaaaat??? Akhirnya dengan sedikit maksa, saya ujan-ujanan kesana, yang mana membuat ingus makin deres kayak keran musholla. Ternyata bus nya telat 2 jam. Uhui.
Saya bersebelahan dengan seorang mas-mas yang aneh. Tidur di atas 2 nomor kursi dan susahhhh banget dibanguninnya. Dan sepertinya, ia lahir dan besar di sebelah speaker aktif. Doi dengerin earphone, sambil nyanyi kenceng di bus yang senyap itu. Dia makan chiki, dengan suara krauk-krauk yang menyiratkan "niiih, gua makan chiki niiiih...denger niiih suaranyaaaa... KRAUK!". Dia juga selalu ngedumel, "haduhhhh macet ini bla bla bla", "haduhhh piye iki bla bla bla". Membuka laptopnya dengan grasak grusuk, ga sadar kalo di sebelahnya ada manusia juga yang butuh nafas juga.
Ternyata enak naik bus. Lebih luas, lebih nyaman dari kursi di kereta. Tanpa ada tukang jualan yang wara wiri atau pengamen. Plusss, dapet makan, meski makannya alakadarnya. Dengan harga yang sama dengan kereta api kelas bisnis, naik bus eksekutif jauh lebih enak.
Sampe rumah, teparrrr. Niatnya mau langsung kerja, tapi bersin makin gak karuan, tambah pusing dan sakit tenggorokan. Akhirnyaaa, izin deh. Seru lahh sederetan perjalanan ke Malang-Pasuruan-Semarang yang membuat pantat pegal luarbiasa tapi juga hati senang luarbiasa. Semoga bisa jalan-jalan lagi, dan keuangan bisa segar lagi setelah gajian nanti. Hehehe...
Terakhir... ada pesan di jalan garuda Kota Lama yang penting untuk kita semua.
Komentar
yang catatan bromo nya mana ?
eh tapi ini foto akhir nya lucu, mengaku anggota T*I motor dibawa kabaru. Jago bener rampok nya ngaku anggota T*I ya :)