Tips Aman & Asik Naik KRL Commuter Line Untuk Perempuan
By Flora Febrianindya - April 07, 2014
Muak sama macetnya Jakarta? Iyes,
saya juga! Sebagai wanita yang pro angkutan umum (walopun gak nolak juga naik
kendaraan pribadi yess.hihi), saya akrab dengan aneka jenis angkutan umum
ibukota. Dari bus kota, kopaja, metro mini, ojeg, angkot, dan kereta api! Yang
terakhir ini yang paling sering saya naikin. Yang kini paling masuk akal untuk
menembus jalanan ibukota, atau kemanapun! Ke Tangerang, ke Bogor, ke Serpong,
gak masalah deh asal ada jalur kereta api nya! Bahkan seringkali saat naik
kendaraan pribadi dan kena macet, saya sering mikir… “wah, ini kalo naik KRL
udah nyampe nih…”
Sebagai
cewek yang udah sekitar 5 tahun belakangan naik kereta api Jabodetabek, saya
punya beberapa tips nih. Mudah-mudahan tipsnya diluar mainstream ya. Saya nggak
akan menyarankan para mbak-mbak untuk naik gerbong khusus perempuan. Saran itu terlalu
biasa *hazeg. Ada lho beberapa hal yang perlu diperhatiin supaya bisa naik
kereta api dengan asik dan nyusahin diri sendiri. Mari disimaaak!
Naik
kereta yang padatnya ampun-ampunan:
- Berdiri
di deket ibu-ibu atau mbak-mbak. Gak usah kekeuh masuk dan berhimpitan sama
mas-mas, apalagi bapak-bapak. Apalagi lawan jenisnya keringetan dan gak rapi.
Sebaiknya dijauhi. Kebayang nggak sih puluhan menit ke depan kita harus nempel
sama lawan jenis, penampilannya (baca: aromanya) gak asik pula?
-
Kalau
ada celah ke tengah, mendingan geser! Saat kereta penuh padat dan ngepres,
tempat yang masih lumayan enak untuk berdiri adalah di depan penumpang duduk.
Setidaknya kita masih bisa lihat pemandangan, baca buku, main Plant VS Zombie,
ngeliatin orang tidur sambil mangap, ataupun dadah-dadah sama penumpang yang
nggak bisa masuk. Itu jauh lebih asik dibanding berdiri berhadap-hadapan
mas-mas berbulu hidung panjang, atau malah diketekin ama orang. *nasip jadi
orang pendek ya*
-
Gak
usah maksa masuk, deh. Di saat jam sibuk seperti pagi atau sore, jadwal kereta
umumnya lebih sering. Misalnya ada pengumuman di Stasiun kalau kereta ke tujuan
kita, misalnya Bogor, sudah hampir tiba. Tapi pasang kuping lagi, biasanya disebutkan
juga kereta selanjutnya dengan tujuan Bogor sudah berada di mana. Misalnya
posisi kita di Stasiun Cikini dan kondisi KA arah Bogor udah penuh banget,
sementara announcer bilang kalau kereta selanjutnya udah di Juanda dan Mangga
Besar. Udah, gak usah maksain. Tunggu aja bentar. Percayalah, maksa naik kereta
yang penuhnya ampun-ampunan itu menyiksa diri sendiri. Badan sakit sis!
*pengalaman
Nah,
gimana kalau naik kereta yang belum/gak begitu rame?
- Tentu ini yang selalu diharepin para penumpang, ya. Siapa juga sih kecuali
copet yang mau naik kereta yang penuhnya nauzubillah? Nah, usahakan untuk
berdiri di bagian tengah. Apalagi kalau Anda di jam pulang kantor dan masih di
stasiun-stasiun awal, misalnya Jakarta Kota di mana penumpang belum terlalu
sesak. Berdiri di tengah! Jangan kaget kalau tahu-tahu di Manggarai dan
Jatinegara tiba-tiba penumpang yang masuk langsung sekaligus banyak, sementara
Anda justru berdiri dekat pintu!
-
Berdiri
di area tengah juga ada keuntungannya, lho. Kalau ada yang berdiri, kita-lah
yang punya kemungkinan besar untuk dapet duduk! Iyes, karena hidup adalah
kompetisi, begitu juga dengan duduk di KRL. Elo cepet, elo dapet! Eh tapi
usahakan untuk nengok kiri-kanan dulu yah sebelum duduk. Kan kasihan kalau
ternyata ada orang tua, lansia, atau orang bawa anak yang masih berdiri.
-
Tempat
duduk masih tersedia banyak? Duduklah di bagian tengah! Yaks, lagi-lagi bagian
tengah! Ide ini sih dicetuskan seorang teman: “kalau kondisi ngantuk
banget, capek bgt, pasti pengennya dapet duduk. Nah, pilih duduk di bagian
tengah biar gak diminta berdiri, jangan pinggir. Karena biasanya di stasiun-stasiun
selanjutnya kereta makin penuh. Orang cenderung langsung
ngedeketin bangku pinggir untuk minta duduk”.
-
Kalau
biasanya pas weekdays kereta dipenuhi orang berangkat dan pulang kerja, beda
lagi kalo weekend. Banyak ABG, ibu-ibu yang ke tanah abang, juga ibu-ibu yang
bawa anak balita yang nakalnya kadang-kadang gak masuk akal. Biasanya, mereka
cenderung bergerombol di dekat pintu masuk/gerbong-gerbong awal kereta. Nahh,
kalau nggak pengen pusing, naiklah di gerbong-gerbong selanjutnya. Eh tapi ini
gak sahih ya. Siapa yang tahu kalau di stasiun selanjutnya ada segerombolan
cabe-cabean naik dan jadi berisik banget. Itu lagi nggak hoki berarti. Hihihihi.
Tips
lanjutan:
-
Kalau
berencana naik KRL dengan baju lengan buntung, plis, bulu keteknya dicukur
dulu, plis. Kita nggak tahu kan kalo ternyata kereta rame banget dan harus
pegangan ke handle di atas? Mbaknya, itu adalah bentuk pencemaran, lho….
-
Hindari
pakai baju merecet, rok mini ataupun baju dengan belahan dada rendah, apalagi
kalo kita gampang risih dan nggak seneng diliatin orang dengan pandangan aneh.
-
Kalau
masih ada space, taruh tas di bagian atas. Berat sis kalo ditenteng terus. Apalagi
kalau kondisi kereta ramai. Etapi harus tetep waspada ya, tasnya diawasi terus.
Gimana?
Cukup berguna? Mari sama-sama berdoa supaya perkeretaapian Indonesia, khususnya
di Jabodetabek bisa lebih baik lagi. AC nya nyala beneran, bukan angin tanpa
harapan, armadanya diperbanyak dan dipersering, dan aneka gangguan bisa
diminimalisir. Aaaaminnn. *Salim sama pak Jonan*
2 comments