Ngubek UI: Fakta Seru Tentang Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia
By Flora Febrianindya - Juli 14, 2014
Hola universe! Ceritanya postingan ini dibuat untuk
mengabadikan salah satu tempat di Universitas Indonesia Depok yang paling
sering saya datengin 6 bulan belakangan. Semenjak ngerjain tesis dan resign
dari kerjaan, perpus UI emang jadi spot andalan buat mengurai kegalauan *tsah. Sampe
akhirnya, Juni 2014 dinyatakan lulus, Alhamdulillah.
Walopun judulnya perpus UI, tapi nggak semua mahasiswa UI
pernah atau kenal perpus ini lho. Beberapa teman bahkan ada yang belum pernah
nginjek perpus UI, dan baru tahu di akhir-akhir perkuliahan karena ada surat
yang harus diurus. Maklum, kampus kita di Salemba, dan perpus pusatnya ada di
Depok.
Foto: http://kajianeropa.pps.ui.ac.id/
Ohya, tulisan ini berasal dari sudut pandang eike loh ya. Beklaahhh,
mari kita mulai fakta-faktanya:
1. Perpus pusat UI masuk ke dalam salah satu gedung
perpustakaan di dunia! Luasnya 2,5 hektar dan punya total 7 lantai. Buku nya
mencapai 5 juta buku, dan jumlah ini masih akan terus nambah. Daya tampungnya
sekitar 20.000 pengunjung/hari
2. Perpustakaan ini mengusung filosofi Crystal of Knowledge,
dan dibangun dengan konsep green campus. Bentuk bangunannya berorientasi pada
pemanfatan lahan hijau sebagai penopang kokoh di sekeliling gedung. Sistem
pendinginnya menggunakan water cooled chiller yang ramah lingkungan dan anti
ozone
3. Fasilitasnya lumayan lengkap. Indomaret, Starbucks, bank
BNI, toko buku, tour&travel, kantor pos, aneka restoran, semua ada. Toilet
juga tersedia di tiap-tiap lantainya (berdasarkan pengalaman, cuma beberapa aja
yang ada sabun nya dan nggak ada tisu). Minusnya: fasilitas Mushola nya memble
abis. Gedung sebesar dan se-megah itu cuma punya 1 ruangan sholat sekitar 7x7
meter yang pengap dan lembab, dan khusus
perempuan aja!
4. Perpustakaan terbuka buat mahasiswa dan pengunjung non
UI. Buat pengunjung diluar lingkungan UI, bisa daftar di loket khusus dan bayar
Rp 5.000. Hanya bisa baca/fotokopi di tempat, nggak bisa pinjam dan dibawa
pulang. Analisa lapangan: asal pede dan nggak terlihat sebagai nubie,
sebenernya masuk ya masuk aja, nggak usah daftar juga nggak keliatan. Hehehe.
*tips tidak patut diikuti*
pintu masuk perpustakan
5. Kalo berniat masuk ke ruang baca/koleksi buku, pengunjung
nggak boleh bawa tas dan harus menitipkannya di locker. Nahh, petugas lockernya
ini kalo diperhatiin mirip banget sama Mongol, Stand Up Comedian asal Manado
itu! Bapaknya ramah dan baiiik….
6. Sinyal hempon di sini kurang joss. Apalagi WiFi nya yang
tipis dan nggak bisa diandelin.
7. Pastikan batre gadget aman dan penuh sebelum ke sini.
Kenapa? Karena sinyal yang kurang baik akan memakan daya baterai. Selain itu,
di ruang koleksi buku/karya ilmiah/jurnal, SUSAH BANGET NEMU COLOKAN LISTRIK!
Jadi tips saya, kalo mau stay di ruang koleksi buku dan batre laptop nggak
penuh, carilah colokan listrik dulu sebelum nyari buku! Biasanya ada di
beberapa tembok dan tiang. Ada juga di belakang-belakang sofa. Ahahahha, apal
yaaa.
8. Pilihan area duduknya banyak. Ada ruang baca yang tenang
dan dilengkapi colokan listrik di seberang ruang koleksi buku. Jadi bisa
buku-bukunya dipinjam dulu, kemudian dibawa ke ruang baca. Ada juga ruang
diskusi yang lebih terbuka. Lokasinya ada di ujung tengah, antara ruang baca
dan ruang koleksi. Colokan tersedia banyak, duduknya bisa rame-rame dan boleh
berisik. Jangan kaget kalo tiba-tiba sederetan meja udah dibooking sama
sekelompok mahasiswa yang maen Country Strike ataupun gerombolan cewek-cewek
gosip haha hihi dengan hamparan makanan di meja.
Tampilan ruang belajar. Tersedia di lantai 2,3 dan 4
Perpustakaan lantai 2
9. Koleksi bukunya cihuy-cihuy banget! Buku yang baru
dirilis, sampe buku yang udah sepuh, kertasnya lembab dan bentuknya unik juga
ada! Hampir semua tema tersedia.
10. Hemat waktu dengan mencari tahu lebih dulu buku-buku
yang pengen dipinjem. Tinggal buka www.lib.ui.ac.id,
semua buku yang dicari bisa dilihat ketersediaannya, dan bisa langsung dicatat
nomor panggilnya. Jadi begitu sampe perpus udah tahu, buku nomer berapa aja
yang dicari.
11. Harus teliti saat nyari buku. Pengunjung perpus
seringkali naro koleksi buku secara asal, nggak berdasarkan nomer urut. Nah,
akibatnya, letak buku jadi nggak urut dan jadi sulit dicari. Ini karena
pengunjung diminta untuk kembaliin buku-buku yang diambil sendiri. Misalnya
satu mahasiswa ambil 6 buku dari rak berbeda. Apa iya dia bener-bener mau
kembaliin buku di tempat persisnya? Nah, gimana kalo hal yang sama juga
dilakukan oleh, hmm, taruhlah 30% dari total pengunjung?
12. Ada tukang fotokopi di lantai 2 dan 3. Saya pernah mau
fotokopi tesis di lantai 3 karna baterai gadget abis (biasanya sih difoto). Per
lembarnya berapa, sodara? Rp 1000 aja gituh. *bangkrut
13. Lagu-lagu daerah diputer di sini. Sekitar 30 menit
menjelang waktu tutup, lagu-lagu tradisional bakal mengalun merdu. Ini keren,
lho!
14. Mayoritas pengunjung perpus pusat UI bakal mampir dulu
buat duduk-duduk di pinggir danau di depannya. Tentu sambil foto-foto. Fotonya
foto selfie. IHIY!
........dan seabreg foto-foto eike di depan perpus lainnya :))
15. To be continued…. *pasti bakal nambah seus. Yang mau nambahin, sok! :)))
1 comments