Ironi Car Free Day, Tumpah Ruah Kepentingan di Seruas Jalan
Car Free Day, atau
populer disingkat CFD sudah jadi area massa yang kian digemari. CFD menjadi
alasan mengapa akhir pekan tak sulit lagi untuk bangun pagi. Motivasinya
bervariasi, ada yang mau lari, bulutangkis, quality time dengan keluarga dan
teman, butuh area segar, mau bersepeda, nongkrong aja, ataupun dalam rangka
cari tambahan uang, atau malah terhitung shift masuk kerja.
The Jakarta Post (09/2014)
mencatat jika ada lebih dari 100.000 orang tumpah ruah di jalanan Sudirman
Thamrin pada kegiatan CFD. Itu tahun 2014, angkanya bisa jauh lebih tinggi dari
itu. Apalagi, di Indonesia, CFD ini hits sekali. Sejumlah kota besar menjadikan
CFD jadi rutinitas. Coba ketik ‘Car Free Day’ di mesin pencari Google, artikel,
foto maupun hashtag tentang Car Free Day di Indonesia tampak paling ramai.
Tujuannya tentu beragam. (1) menyuplai udara yang sedikit lebih baik dengan meniadakan kendaraan bermotor lewat. (2) memberi area terbuka untuk warganya mengekspresikan diri. (3) Perputaran uang. Dan macam alasan lainnya.
Tujuannya tentu beragam. (1) menyuplai udara yang sedikit lebih baik dengan meniadakan kendaraan bermotor lewat. (2) memberi area terbuka untuk warganya mengekspresikan diri. (3) Perputaran uang. Dan macam alasan lainnya.
Bekasi juga punya
gelaran sendiri, dengan melaksanakan CFD setiap hari minggu di Jl. Ahmad Yani,
dari lampu merah perempatan Kayuringin sampai jembatan Summarecon, jam 6 – 9 pagi.
Untuk penggowes sepeda maupun yang hobi lari atau jalan kaki, ini sungguh
menyenangkan. Warga Bekasi tentu terima kasih dan senang.
Lalu ada banyak penjaja barang. Hingga
panggung-panggung hiburan, sampai sales motor, suplemen kesehatan dan tv
berlangganan tersebar dan berpromosi dimana-mana. Kini, dari penjual sosis
bakar, kaus Elsa dan Anna, sampai kartu perdana, apapun ada. Tak cukup di
trotoar, penjual juga menduduki area jalur cepat. Kini, kiri kanan adalah
tukang jualan, bukan lagi lokasi bebas. Setiap sudut ada yang punya.
Masih belum selesai,
tengoklah area GOR Bekasi. Padat pedagang makanan, parkir kendaraan dan penjual
aneka barang. Untungnya (masih) tersisa secuil area di sekeliling Stadion untuk
sekedar jalan atau syukur-syukur cukup area untuk main bulutangkis (sementara
Stadion nya sendiri tidak dimanfaatkan). Ironi, di CFD, justru area untuk
berolahraga dengan lebih ‘serius’, misalnya lari, bersepeda, jogging santai dan
lainnya malah sulit, karena banyaknya pejalan kaki yang window shopping. Bahkan
jalan kaki pun masih bertemu macet!
Tentu, Car Free Day menjanjikan pasar tersendiri. Mereka mencari sarapan. Mereka jalan-jalan dan bawa uang. Mereka senang jajan. Coba bayangkan, penduduk kota Bekasi ada lebih 2 juta orang, misalnya 10 persennya saja atau 200.000 orang datang ke CFD, sementara ruas jalan yang dipakai tidak seberapa panjang. Untuk menampung orang saja belum tentu memadai. Kemudian ditambah area yang diblok pedagang, apalagi kalau mereka bawa kendaraan!
Membludaknya warga
Bekasi di CFD juga membuat kita sadar kalau Bekasi masih belum punya cukup
ruang terbuka umum. Selanjutnya, mungkin agak sinis, tapi mungkin orang Bekasi
butuh hiburan lebih banyak. Bisa juga, orang Bekasi jengah karena terlalu
banyak mall, dan akhirnya kebutuhan hiburan serta perbelanjaan yang lebih
ekonomis bisa didapat di momen CFD. Atau malah cenderung konsumtif?
Kondisi bebas kendaraan
bermotor tentu (harusnya) tidak lantas
membentuk pengertian pedagang jadi bebas jualan. Nah, dalam hal ini, yang jadi
PR buat Pemda Bekasi adalah urgensi pembenahan pedagang! Meminjam judul artikel
di kolom Kata Kota (Kompas, 27/03), kita sudah sampai di titik di mana harus
tegas untuk “Mengembalikan CFD”. Pemkot Bekasi harus tegas mencari cara, sebar
petugas dimana-mana, buat himbauan tertulis yang disosialisasikan. Masih belum
terlambat untuk membawa kembali CFD sebagaimana tujuannya.
*UPDATE
(kalau tidak salah) mulai 3 minggu lalu, atau sekitar seminggu setelah saya menulis ini, ada fakta menyenangkan di Car Free Day Bekasi, yaitu: jalan CFD bebas pedagang! Pedagang dialokasikan di parkiran gedung maupun jalan-jalan kecil di sekitar jalan utama. Dan good news kedua, kini jalur CFD menjadi lebih panjang, yang semula dari Jembatan Summarecon - perempatan Kayuringin, kini sampai ke perempatan MM - BCP (di depan Islamic Center Bekasi). Yeaaayyy!!
*UPDATE
(kalau tidak salah) mulai 3 minggu lalu, atau sekitar seminggu setelah saya menulis ini, ada fakta menyenangkan di Car Free Day Bekasi, yaitu: jalan CFD bebas pedagang! Pedagang dialokasikan di parkiran gedung maupun jalan-jalan kecil di sekitar jalan utama. Dan good news kedua, kini jalur CFD menjadi lebih panjang, yang semula dari Jembatan Summarecon - perempatan Kayuringin, kini sampai ke perempatan MM - BCP (di depan Islamic Center Bekasi). Yeaaayyy!!
Komentar