Foto: Rumahuk.com
Dari zaman masih jadi
reporter kuliner beneran, saya sebenernya sudah mengantongi nama Rumah Huk
sebagai salah satu lokasi liputan incaran. Tapi entahlah, karena jauh dari
kantor (di Warung Buncit) dan juga tidak searah dengan arah berangkat ke kantor,
jadinya nggak kesini-sini. Akhirnya jadi mampir juga, karena lokasi kantor sekarang
yang nggak terlalu jauh (di kawasan Tugu Tani). Tujuannya kini buat makan siang biasa, bukan buat liputan :D
Berbekal arahan dari
mbak-mbak Waze, sampailah saya dan Dita, teman kerja, di Rumah Huk. Tempatnya
cukup menarik, mengingat sekelilingnya adalah kawasan Cempaka Putih yang padat
hunian dan toko. Di sini ada area smoking (di luar) dan non smoking (di dalam).
Tadinya kami mau duduk di luar, kayaknya lebih terang buat foto-foto, dibanding
di area dalam. Tapi kok kayaknya panas, dan banyak juga yang lagi ngerokok.
Akhirnya duduk di dalem sajaaa.
Konsepnya seperti di taman, kursi duduknya mirip kursi di taman
dan banyak detail ornamen bunga. Cocok buat ke sini bareng teman, pasangan
ataupun keluarga, karena kapasitas ruangan yang cukup banyak, parkir yang enak
dan variasi menu nya banyaaak.
Apa aja sis, pilihan
menu nya? Aneka pasta, makanan ala Chinese, sushi khas Jepang, steak, ada
semua. Harganya lebih murah dari kafe/resto di mall tentunya, tapi buat kelas café
di kawasan pemukiman, sedeng sih. Kami memesan Kwetiau goreng, chicken steak crunchy,
juga Japanese bagel tempura roll. Gimana rasanya?
Kwetiaw goreng (Rp
21.500) cukup enak. Gurih, manis, enak dan tekstur kwetiawnya pas. Okeh. Untuk
chicken steak crunchy (Rp 19.500), memang betul renyah dan enak. Hanya agak
gengges di bagian saus di atasnya, terlalu banyak dan terlalu gurih. Saya malah
lebih suka setup sayurannya, gurih dan masih krenyes-krenyes.
Japanese bagel tempura
roll (Rp 35.000) ini yang agak bikin sedih. Bagian luar yang digoreng bikin
rasa khas dari nori tidak tercecap, begitu juga isian ikan salmon di dalamnya.
Jadi serasa ngunyah gorengan, padahal ada nori dan ikan yang enak. Tepung di
luarnya juga keras. Plus saus coklat (mungkin saus teriyaki/bbq, CMIIW) yang
rasanya terjejak agak pahit, banyak pula. Dan satu lagi, wasabi yang tidak
terasa sensasinya.
Sedikit kabar baiknya adalah, sushi ini harganya Rp 35.000
aja dan terdiri dari 9 potong. Kenapa bisa 9 potong, bukan 8? Karena lingkaran
sushi nya kecil, potongannya mini.
Hiks, agak gimanaaa
gitu kalo udah cari makan siang yang agak ‘niat’ tapi makanannya
kurang bikin perut saya bahagia. Untungnya Rumah Huk punya tempat yang cukup
enak buat ngobrol-ngobrol. Berniat balik lagi? Boleh aja, nyobain pasta dan Chinese
food (nasgor/kwetiaw/mie goreng). Semoga menu yang lain lebih menyenangkan
lidah :)
Komentar