Cafe D’ Pakar ini patut dicoba kalau liburan di Bandung. Tepatnya di
Dago Pakar yang dikenal dengan udara sejuk dan pemandangannya yang ciamik.
Biarpun sampai harus ambil nomor antrian untuk masuk ke areanya, tapi ‘suguhan’
café ini cukup istimewa karena pemandangannya yang cihuy abis!
Café D’ Pakar memang sudah masuk dalam itinerary untuk makan siang.
Pagi hari saat saya dan sahabat saya, Esti, mengunjungi Tebing Keraton, kami
melewati Café D’ Pakar ini. Saat lewat sekitar jam 08.30, café nya belum buka.
Nggak sangka, ternyata ini Café lagi happening banget euy! Saat tiba
jam 14.00, kami masuk di antrian tunggu nomor 12, dan memilih area outdoor (kalau area indoornya ada di bangunan joglo yang adem). Buat sebagian orang, mungkin
males ya makan doang pake antri segala. Tapi berhubung Café D’ Pakar sendirian
dan tak punya tetangga, pilihannya jika kami mau segera angkat kaki dari situ
adalah: pulang dengan perut lapar. Gimana, mau? Hahaha. Yaudahlah, kita tunggu
saja! Lagipula memang saya mampir di tanggal 25 Desember 2015, di mana semuaaaa
orang rasanya ke Bandung dan rameee banget.
PS: saat menuju ke sini, saya melihat ada warung sederhana dengan beberapa kursi plastik di depannya. Tapi pemandangannya, city view Bandung! Saat antri, serius deh saya kepikiran makan di warung ini aja. Menu nya juga kesukaan semua orang, mie rebus! Hahaha.
Pelayanan di sini baik dan cukup teratur. Tips
kalo ke Café D’ pakar di saat long weekend: (1) Bawa camilan dan air minum,
kalo-kalo udah kelaparan saat menunggu antrian. (2) masukan untuk pengelola:
siapin welcome drink asik juga, hahaha. Daaan (3) sebaiknya pengunjung yang
sedang menunggu di luar diberikan ‘aktivitas’ yaitu buku menu untuk dipilih dan
dicatat.
Pesanan kami nasi pais (nasi kuning dengan jamur, kemangi dan daging ayam), batagor, bandrek dan susu jahe (total sekitar Rp 95.000). Masing-masing rasanya cukup nikmat dengan porsi yang nggak terlalu besar.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya nama kami dipanggil! Senengnya ngalahin perasaan bahagia ketika menemukan uang seratus ribuan di selipan kantong celana pada tanggal tua. Pas masuk areanya, baru paham kalo PEMANDANGANNYA ASIK BANGET *terharu*.
Sebagai catatan, kalau nggak salah, waktu duduk maksimal 2,5 jam. Di
poin tiga di atas saya menyebut tentang buku menu, karena proses makanan sampai
di meja cukup lama tshay, jadi jangan lama-lama milih menu. Pilihan makanannya
seputar indomie, roti bakar, ramen, batagor dan beberapa pilihan nasi yang
porsinya agak mini. Selanjutnya kita harus bayar dulu menu yang dipesan *antri
lagi*, dan nunggu pesanan makanannya datang *nunggu lagi*
Variasi menu yang agak itu-itu aja sungguh termaafkan dengan
pelayanannya yang cukup baik di high season seperti itu. Tempatnya juga sungguh
indah dan cantik, disuruh menunggupun tetap senang karena pasti pengunjung akan
sibuk foto-foto dulu.
Nggak Cuma duduk aja, tapi kita juga bisa jalan-jalan di sekitar area
Café D’ Pakar. Areanya cukup luas. Kalau turun terus ke bawah, ada satu area
duduk dan foto-foto dengan view yang mirip dengan Tebing Keraton. Cantik
banget! Jadi kalau nggak kesampean ke Tebing Keraton, foto di sini juga oke. Oh
ya! Last order sekitar jam setengah lima sore, karena jalanan menuju Café D’
Pakar ini minim lampu penerangan jalan dan agak berisiko untuk berkendara malam
hari. Kalau ke Bandung, yuk mampir ke Café D’ Pakar!
Jl. Bukit Pakar Timur, Lembang
Selasa-Jumat: 12.00-18.00
Sabtu-Minggu: 09.00-18.00
Ulasan tentang Bandung lainnya:
Mengunjungi Tebing Keraton Naik Motor -- klik di sini
Petualangan Deg-degan Makan Malam di Punclut -- klik di sini
Lebih Dekat dengan Hewan Buas di Kebun Binatang Bandung -- klik di sini
Makan Malam Ala Mahasiswa di Warung Misbar -- klik di sini
Lihat Pembuatan Tahu Lembang, Salah Satu Tempat Seru di Lembang -- klik di sini
Belanja di Pasar Buah Lembang, Lengkap dan Segar! -- klik di sini
Ke Observatorium Bosscha, Jadi Inget Petualangan Sherina -- klik di sini
1 comments