Perilaku Aneh dan Nyebelin di Commuter Line pada Jam Sibuk: Curhatan Pengguna KRL :D
Foto: papasemar.com
Tiap hari naik KRL
Commuter Line tujuan Bekasi – Jakarta Kota – Bekasi bikin saya cukup familiar
dengan beragam tingkah laku penumpangnya. Saat naik kereta, berbagai karakter
dan penampilan kita saksikan. Ada yang rapi, wangi, kelimis,
sampai yang bau ketek, doyan nyender ataupun suka nyikut. Gak Cuma itu, ada
juga perilaku yang aneh dan mengarah ke bikin kesel dan pengen langsung keramas, hahaha. Karena naik kereta adalah perjuangan, diisi dengan orang-orang tangguh yang sigap melindungi dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ihiy.
Ini berdasarkan fakta di lapangan ya. Terbukti bikin eike, yang sudah sekitar 8 tahun rutin naik kereta, ngerasa sebel. Jadi data nya valid dan sumbernya terpercaya kan yah? Hehehe.
Meskipun begitu saya tetap berterima kasih kepada kereta Commuter Line yang telah membantu saya bepergian dengan cepat, aman dan murah ke berbagai tempat. Hal-hal nyebelin ini anggaplah bumbu. Toh bawa mobil sendiri juga pasti ada nyebelinnya kok, begitu juga dengan pilihan transportasi lain.
Ini diaaa!
1. Penumpang
yang suka jalan di dalam rangkaian kereta dan turun di (gerbong) kereta yang
dituju
Sebutlah
nama nya Ceu Onah. Dia rutin naik di kereta paling depan atau paling belakang
yang khusus perempuan.
Bagi
yang sudah tahu atau belum tahu, di tiap stasiun, pintu keluar/tangga terdekat
terletak di tempat berbeda. Ada yang di tengah, seperti Stasiun Cikini,
Gondangdia, Kranji, Juanda, dan lainnya. Ada yang di bagian paling depan atau
paling belakang, misalnya Stasiun Bekasi, Cakung, Bogor, Jakarta Kota.
Ceu
Onah mau turun di Stasiun Cikini, yang letak tangga nya di tengah stasiun.
Sementara Ceu Onah berada di kereta paling depan. Artinya setelah turun kereta,
Ceu Onah harus jalan menuju tangga di tengah, dengan konsekuensi: jalan lebih
jauh dan pada jam-jam sibuk harus antri.
Lalu
apa yang dilakukan Ceu Onah supaya nggak usah antri?
Di
Stasiun sebelum Cikini, Ceu Onah jalan di dalam kereta yang sedang berjalan.
Dari kereta paling depan ke beberapa gerbong di belakangnya.
Kenapa
bikin kesel?
Cuuuy…
kereta pagi dan sore itu rame. PADAT. Udah mah berdiri aja rapet sama orang,
ehh kita masih harus ngasih extra space buat yang mau lewat. Belom lagi kalo
badannya gede atau bawaannya banyak. Plus, biasanya kasus Ceu Onah ini nggak
satu atau dua. Biasanya mereka berurutan, sekali lewat berderet-deret.
Kalo
emang mau turun dari gerbong kereta yang ngepas deket sama tangga, YA NGAPA ELU
DARI AWAL GAK NAIK DI GERBONG TENGAH AJE MALIH? Ga masalah kalo kereta nya
lebih sepi, lah ini kereta pagiiiii *esmosih*
2. Bawa
tas ransel, dan posisinya nggak dipindah ke depan
Bisa
dibilang, lagi-lagi menurut pandangan mata saya, mayoritas orang yang naik
Commuter Line menggunakan tas ransel. Entah karena bawaannya banyak dan berat,
ada juga alasan lebih praktis, ataupun melindungi tubuh bagian depan karena
harus berhimpitan (gak jarang sama lawan jenis). Posisi yang umum terlihat: tas
ranselnya ditaruh di depan, ataupun diletakkan di rak untuk barang bawaan.
Nah,
yang nyebelin adalah: Orang bawa ransel, cukup besar dan makan tempat, kereta
padat, dan ranselnya tetap di belakang. Dear ibu dan bapak Rahimakumullah, tas
di belakang itu bikin kagok dan gengges. Kalo kedorong, orangnya kasian. Kalo
ga didorong, kitanya kegencet.
Kalo
alasan keamanan, sebaiknya ransel ditaruh di bagian depan tubuh.
Kalo
alasan kenyamanan, taruh tas di rak khusus tempat tas. Yang kalopun penuh,
biasanya banyak orang baik yang akan membantu agar tas kita bisa diletakkan di
sana.
Lah
ini masih dia gemblok di belakang aja tuh tas. Udah mah ganggu orang (tidak nyaman), juga
kita gak bisa kontrol barang bawaan kita (tidak aman). Jadiiii maunya apaaaaa?!
3. Orang
yang suka nyelak antrian saat tap out karena ada temennya yang antri duluan
Orang
super sabar pun mungkin bakal gatel beli petasan korek kalo lihat perilaku begini.
Jadi
diilustrasikan:
Saat turun kereta di pagi dan sore, biasanya antrian pintu keluar/tap out kartu akan mengular. Penumpang harus antri dengan tertib, termasuk Teh Lilis. Kemudian saat sedang menuruni tangga dan bergegas mau ikut antrian, Teh Lilis melihat Bu Bella, temen sekantornya yang sudah di tengah antrian. Kebetulan Bu Bella juga melihat Teh Lilis, dan mengisyaratkan Teh Lilis untuk menghampirinya dan antri di depannya. Sementara orang harus ikut antrian dari belakang, Teh Lilis dengan selamat sentausa langsung antri di tengah sambil cekikikan bareng Bu Bella.
Saat turun kereta di pagi dan sore, biasanya antrian pintu keluar/tap out kartu akan mengular. Penumpang harus antri dengan tertib, termasuk Teh Lilis. Kemudian saat sedang menuruni tangga dan bergegas mau ikut antrian, Teh Lilis melihat Bu Bella, temen sekantornya yang sudah di tengah antrian. Kebetulan Bu Bella juga melihat Teh Lilis, dan mengisyaratkan Teh Lilis untuk menghampirinya dan antri di depannya. Sementara orang harus ikut antrian dari belakang, Teh Lilis dengan selamat sentausa langsung antri di tengah sambil cekikikan bareng Bu Bella.
Dan
mereka menuju kantor dengan bahagia, riang gembira.
Foto: Beritasatu.com
4. Langsung geser ke antrian mesin tap sebelahnya, begitu tau antrian dia agak tersendat / kartunya nggak kebaca
Maksudnya gini loh. Ketika masuk area stasiun, kita akan ketemu deretan mesin tap. Biasanya saat jalan kaki ke arah mesin ini, kita sudah tahu akan ikut antrian di mesin tap yang mana.
Saat jarak kita dan sang mesin tap sudah sekitar 1 meter, hampir bertemu, hampir bersatu, tiba-tiba seeeeetttt, ada orang dari antrian sebelah menyusup ke depan kita.
EH BU, INI ADA ORANG SEGEDE GINI EMANG MASIH GA KELIATAN? MAEN SELAK AJE. *matiin capslock*. ya harusnya diem aja dulu, tunggu, sabar, minta bantuan petugas yang standby di sana.
Pilu rasanya, ketika hati senang sudah beberapa centimeter lagi dari mesin tap, eh tiba-tiba dikagetin ama sesosok ibu-ibu yang tanpa permisi langsung ngetap di depan kita. Itu adalah hal sederhana yang bikin kita ingin nempelin permen karet di rambut orang tapi masih inget dosa....
5. (Tambahan dari Indera Pratama) : Menggenggam tangan orang lain dalam satu pegangan
Wuahahahahha ngakak sendiri bayanginnya.
Buat yang naik kereta, kebagian berdiri dan keretanya penuh, handle/pegangan yang menggantung di kedua sisi kereta sangatlah membantu. Ya biar lebih seimbang, ya biar kepalanya bisa disenderin di tangan dan merem sebentar, dan motivasi lainnya lah. Gak semua penumpang kebagian pegangan ini. Biasanya yang dapet adalah mereka yang berdiri persis di depan penumpang yang duduk.
Ada beberapa lokasi dimana kita penumpang akan lebih miring posisinya, misal di perlintasan Jatinegara menuju Manggarai yang ada belokan. Biasanya, mereka yang keseimbangannya agak minim / lagi fokus baca atau liat hp / ngantuk, bakal miring dan mencari keseimbangan tubuh dan juga hidupnya. HAP! Dicaploklah pegangan tangan yang sudah ada tangannya.
Bagus kalo yang dia pegang adalah area sekitar pegangan, bisa talinya atau pinggirnya.
NAH KALO DIGENGGEM? sama bapak-bapak? atau sama sesama lelaki? Ciyeee, baek-baek cinlok ah!
----------
Gimana,
ada yang punya pengalaman lain? Share dooong! Hihihi.
Komentar