Sumber foto: banjarmasin.tribunnews.com
Akhir Maret lalu, saya
berkesempatan ke Banjarbaru selama 5 hari. Dengan tetap mengusung motto “bukan
kemana-nya, tapi kenikmatan perjalanan tergantung kita memaknainya” *ciyee*, perjalanan
dinas kali ini terasa cukup menyenangkan. Setidaknya nambah list tempat makan
yang pernah dikunjungi, dan juga ke pusat oleh-oleh yang paling heitz
se-Kalimantan Selatan.
Perjalanan tanpa beban dan nikmat ini dimulai dengan iseng-iseng nonton film ‘Surga yang Tak Dirindukan’ di pesawat.Di sini saya baru kepikiran kalo…. Masya Allah, Fedi Nuril suami ideal banget deh ah! Baru kali ini saya nonton film di pesawat dan NANGIS! Huahahahhaa. Kayaknya berasa pedih banget suami yang sholeh dan baik ternyata berpoligami *turut merasakan apa yang Laudya Chintya Bella rasakan* *meski wajah kita jauh sekali* *punya suami baik, nikah lagi ama Raline Shah* *duh ampun deh ini gua mellow bener* Pas nangis, baru ngeh kalo dua kursi di sebelah saya adalah bapak-bapak bercincin banyak. Kira-kira dia ngeh gak ya? Hahaha bodo amat. Lagi syahdu-syahdunya, belom sampe ending, eeeehh keburu sampe di Kalsel. Ini kentang sekali! Hahahaha.
Yang saya suka dari
Banjarbaru: (1) dekat sekali dengan bandara, (2) kota nya Islami, pada Kamis
sore, tempat hiburan dan beberapa tempat makan tutup karena banyak pengajian,
(3) banyak yang Muslim dan berkerudung, (4) nggak pernah kena macet.
Most of all, Banjarbaru
cukup tenang dan bersahabat! Here’s the highlight:
1. Hotel Montana
Syariah
Ini adalah kali pertama
saya nginep di hotel syariah. Atmosfirnya memang lebih religius, semua pegawai
perempuan berkerudung, tidak ada alkohol, disediakan sajadah dan mukena, arah kiblat,
juga channel TV siaran dari Mekah dan beberapa stasiun TV arab lainnya. Selama
di sini saya hanya nonton channel ini, karena selain tertarik dengan visual
yang ditampilkan, channel lainnya kurang jernih gambarnya. Apalagi HBO dll…
hehe.
Sebagai hotel budget
(kalau tidak salah sekitar Rp 460.000), saya nyaman sekali tidur di sini.
Ruangannya cukup lebar, ada beberapa meja dan laci, juga ada lemari dan kulkas.
Jadi semuanya bisa rapi. Di meja tersedia ceret air panas, kopi teh susu gula
plus air mineral, juga toiletries yang cukup komplit (meski nggak dipake juga).
Semua barang bisa saya tempatkan dengan rapi. Untuk sarapan, saya sih puas-puas
aja sepanjang ada buah potong dan roti. Baru deh kalo perut masih ada space,
tambah nasi atau mie goreng.
Minusnya adalah kamar
mandi yang lampunya redup. Begitu juga kloset yang bernoda, serta air shower
nya yang kemana-mana. Jadilah setiap mandi, kamar mandi jadi becek. Oh iya, hair
dryernya tidak bisa dipinjam karena rusak. Hahaha keringin rambut manual deh!
Hotel Montana Syariah
ini cukup strategis, dekat dengan berbagai tempat makan, di seberangnya ada
kolam renang, dan nggak jauh dari toko Sahabat Sasirangan, Alfam*rt dan juga taman
Van Der Pijl. Oh iya, WiFi nya kenceng!
2. Dikerjain Taksi
Tentu gak afdol kalo
belum nyoba makanan khas nya. Habis check in, mumpung masih rapi dan masih
sore, saya pergi ke soto Anang. Iya tshay, kalo udah mandi dan pake baju
rumahan kan udah males lagiii rapih-rapih untuk keluar. Menurut resepsionis,
kita bisa dipesankan taksi argo. Kemudian datanglah taksi berwarna orange
dengan kaca cukup gelap. Beberapa menit jalan, saya sadar kalau si bapak driver
tidak menyalakan argo. Sayapun tanya, dan dijawab “Ooh, mau pake argo ya”. Ya
menurut nganaa.
Oh iya, di Banjarbaru
ini saya pergi dengan rekan sekantor, bu Rini. Sepanjang jalan ke Soto Anang,
kami ngobrol. Kalo dilihat dari isi obrolannya, semua orang pasti paham jika
kami ini datang dari kota lain. Sepanjang jalan saya hidupkan Google Maps, yaa
kan kita anaknya kepo.
Saya paham kalau si
bapak driver membawa kita lebih jauh daripada yang seharusnya. Pas saya Tanya “ini
lewat mana pak?” si bapak hanya menjawab “kalo lewat situ suka ada razia polisi”.
Tadinya dia setuju untuk menunggu kita makan dan mengantar ke hotel lagi. Kan
biasanya gitu ya, argo nggak usah dimatiin, daripada harus cari taksi lagi. Eh
pas sudah deket, dia bilang nggak mau nunggu. “Nanti saya panggil teman saya
suruh jemput ke sini”, katanya.
Saat kita sampai di
depan rumah makan, argonya Rp 21.500. Saya sudah niat kasih Rp 30.000. Sebelum
ngasih, dia udah ngomong duluan “Rp 40.000 ya! Di sini minimal Rp 40.000!”.
Sampai selesai makan,
nggak ada tuh taksi yang jemput kita. Akhirnya kita malah naik angkot ke hotel,
hehehe.
3. Makan di Soto Anang
Selfie bersama ibu Rini Djati
Begitu sampai, kami
langsung mengintip dua etalase besar di bagian depannya. Ada ayam potongan
besar, telur, potongan ketupat, juga sate yang sudah matang (mungkin tinggal
dihangatkan kalau ada pesanan). Saat saya masih mencerna daftar menu, bapak
penjual langsung bilang “yang spesial aja bu, enak!”. Oh oke, baiklah, soto
banjar spesialnya dua!
Pas soto dateng, eng
ing eng… saya agak diam terpaku. Hahaha. Tampilannya messy dan tidak
instagramable. Saya yang biasanya refleks foto-foto aja bingung harus foto
kayak gimana hahahaha.
Di pikiran saya, soto
itu di mangkok, kuahnya banyak dan hangat. Beda dengan soto banjar di sini.
Disajikan di piring makan lebar, terdiri dari potongan ketupat, suwiran ayam jantan,
potongan telur bebek kemudian disiram kuah kaldu gurih yang keruh kemudian diberi
bawang goreng. Oh iya, diberikan juga paha ayam utuh, biar lebih joss! Saya
suka kuahnya yang gurih, cocok dengan lontong dan telur rebus, berpadu bawang
goreng. Sayangnya saya kurang suka ayam kampung, paha nya pula. Hihihi.
Well, untuk penyuka
soto banjar, sepertinya ini cukup diminati dan recommended. Untuk dua soto
banjar spesial plus teh manis hangat, kami membayar kurang lebih Rp 80.000.
4. Belanja di Martapura
Saya excited sekaliiii
di sini! Terbayang beragam aksesoris batu yang cantik dengan warna memikat.
Atas rekomendasi kenalan-kenalan di Banjarbaru, direkomendasikan untuk datang
ke Toko Kalimantan. Di sana harganya sudah fix, nggak usah nawar. Harganyapun
cukup terjangkau.
Walaupun sudah makin
jarang pakai aksesoris, tapi selera saya akan pemanis tubuh ini masih sangat
tinggi, hahaha. Tokonya rame bangeeet, untungnya pegawainya ramah, informatif
dan cukup lucu. Kalung nya bikin kalap, pilihannya banyak dan bagus-bagus.
Sayangnya saya sudah tidak pakai kalung lagi karena bisa balapan sama kerudung.
Mostly yang saya beli adalah gelang-gelangan, bros dan sarung. Toko ini juga
nggak pelit plastic/kertas bungkusan. Misalnya kita beli 20 gelang, maka kita
akan diberikan 20 kertas kemasan bertuliskan nama dan alamat toko. Jadi kan
asik yaa untuk oleh-oleh. Ya sekalian untuk brand awareness mereka juga kan.
Di sini saya juga beli
ikan sepat. Lucu banget ikannya, sudah dirangkai rapi dan dijemur rapi. Harga
perkilonya Rp 140.000, saya sih beli seperempat kilo aja, cuma biar ada tanda
mata. Hehehe.
------
Sebetulnya ada 2
wishlist yang belum kesampaian:
1. Sederhana sekali,
saya pengen makan di AZ Express, restoran fast food lokal. Hehehehe.
2. Jalan-jalan ke pasar
apung Lok Baintan
3. Melewati Jembatan Sungai
Barito
Semoga ada kunjungan
selanjutnya ke Kalimantan! :)
Komentar