Foto kiriman teman satu perjalanan. Ini di Bir Ali saat Miqot Umroh pertama :)
Urusan memilih yayasan pengelola
ibadah Umroh tentu nggak bisa asal-asalan. Pastikan yang sudah punya nama
besar, berpengalaman, punya sistem jelas dan professional. Alasan itu yang
membuat saya merekomendasikan Patuna ke keluarga untuk rencana perjalanan
umroh. Alhamdulillah, pilihan (kali ini) benar-benar amanah. Ini kisah pribadi
saya bagaimana akhirnya ‘berlabuh’ di Patuna, setelah sebelumnya sempat hampir tertipu biro perjalanan umroh yang nggak jelas.
Pengalaman bermitra dengan biro perjalanan umroh yang tidak bertanggung jawab begitu
membekas dan memberi banyak pelajaran. Saat masih berurusan di biro umroh
abal-abal, saya sudah menghubungi Patuna. Sebetulnya sekedar komparasi,
membandingkan proses yang saya jalani dan sistem yang dimiliki Patuna. Ya
memang jauuuh banget.
Notes 1: dari awal, kami sekeluarga tidak ekspektasi muluk-muluk atas pelayanan selama di Tanah Suci yang akan kami dapat. Yang penting kepastian berangkat dan hotelnya jelas. Jadi ketika pada pelaksanaannya kami nilai Patuna sangat baik, kesan ini bisa saja mungkin berbeda dengan anggota rombongan lain. Jadi ‘puas banget’ versi kami bisa aja terasa ‘biasa aja’ untuk orang lain. Hehehe.
Notes 2: Ini murni testimoni pribadi, tanpa sponsor. Hehehe.(atuh siapalah sayaa, bukan artis ibukota)
Saya mengantongi
beberapa nama, termasuk di dalamnya Patuna. Saat cek website, Patuna lah yang
tanggal berangkatnya cocok (sebelum
Ramadan), dan nilai plus bagi saya adalah tidak berbarengan dengan jawal tamu bulanan (jadi nggak perlu minum obat penunda). Harganyapun paling bagus (paket coklat paling ‘ekonomis’, $1750/orang, naik Etihad Airways rute Jakarta - Abu Dhabi - Jeddah).
Saat telepon satu-satu, Patuna juga yang ‘menang’ karena harga yang dibayar
sudah All In, termasuk manasik, muthawif, koper dan perlengkapan, airport
handling dan lainnya tanpa tambahan sama sekali. Beda dengan travel lain yang
harga terendahnya masih di atas Patuna dan masih ada tambahan biaya. Saat dicek
di website Kementerian Agama, nomor izin nya langsung muncul. Websitenyapun
sangat informatif dan real time, dari tanggal, pesawat yang digunakan, hotel di
Madinah dan Makkah, harga, juga kuota dan seat yang tersedia.
Overall, pelayanannya professional, prosesnya cepat. Kami benar mendapat apa yang dijanjikan
dan yang kami bayarkan. FYI, kami mendaftar sekitar H-25 hari, jadi agak mepet,
namun Alhamdulillah segala prosesnya lancar.
Meskipun last minute, namun tahapannya bisa mudah karena kami sudah punya paspor 3 suku kata dan buku kuning bukti vaksin meningitis. Yang saya hubungi
adalah Patuna cabang Bekasi di Jakasampurna, Kalimalang, Bekasi, dan diterima
oleh Marketingnya mbak Octarini. Karena baru bisa urus-urus langsung di akhir pekan
dan seat tinggal sedikit, mbak Rini menyarankan untuk keluarga kami membayar
Booking Seat $150 per orang lewat transfer. Setelahnya, kami mendapat kode
booking yang bisa langsung diakses di internet mengenai status pembayaran dan
kelengkapan dokumen. Hari Sabtunya, saya dan orang tua datang ke kantor Patuna
Bekasi dan membayar DP (lupa berapa, kalau nggak salah $1000). Dijelaskan nanti
jadwal Manasik Umroh akan diinformasikan via SMS.
Setelah bayar DP, kami
langsung diberikan berbagai perlengkapan. Untuk wanita kain batik Patuna 2,5
meter, koper 24 inch, atasan mukena, bergo/kerudung pendek, tas tenteng, tas
selempang kecil, juga buku panduan doa dan wadah sepatu saat keluar masuk
masjid. Semuanya senada berwarna nuansa coklat, sesuai dengan warna paket yang
kami ambil. Untuk laki-laki, kain batik 2 meter dan 2 lembar kain ihrom. -Kalau dibandingkan dengan kain ihrom jamaah lain, kain dari Patuna cenderung lebih tebal-.
Well, keluarga kami
tidak ekspektasi terlalu tinggi. Rasanya melewati proses selancar ini saja
sudah bersyukur. Kami benar-benar tinggal mengikuti instruksi, karena semuanya
sudah diatur dengan rapi. Bahkan Bapak saya senang saat Manasik Umroh di kantor
pusat Patuna di Panglima Polim. Staffnya menunggu di jalanan, jadi nggak sulit
mencari mana gedungnya dan dimana parkirnya. Apalagi ternyata disediakan snack
dan makan siang. Hehehe, istilahnya sih ‘Bahagia Itu Sederhana’, karena nggak
ekspektasi ketinggian. Insya Allah kalau proses di awal rapi dan tertata baik, ke depannya juga akan lancar.
Di hari H
keberangkatan, kami tiba di terminal 2D Bandara Soetta dengan mengenakan
seragam. Nggak susah menemukan sesama grup Patuna, dan kami langsung lapor ke
petugas Patuna. Di sana dapat nametag, buku panduan perjalanan, payung, juga
paspor dan boarding pass. Payung ini bertuliskan Patuna, jadi selain menghalau panasnya Makkah dan Madinah, jadi tanda juga untuk ngeliat teman-teman satu rombongan. Paspornya juga sudah diberi sampul dan ditempel nama.
Jadi melihatnya lebih mudah kalau terburu-buru. Visa juga sudah rapi tertempel. Sebelum boarding, kami 'transit' dulu di Emerald Sky Lounge di bandara 2D, lumayaan isi perut dulu. FYI, biaya umrohnya sudah termasuk dengan menunggu dan makan di lounge. Habis itu, sippp tinggal berangkat.
Foto kiriman teman satu rombongan, saat di Jabal Tsur :)
Pembimbing kami, Ustad
Mustofa Kamal dan Hardy cukup perhatian dan informatif. Perjalanan kami
ditemani dengan tausyiah, cerita sejarah lokasi yang kami lewati, juga
doa-doanya. Bus yang kami tumpangi cukup baik, meski jarak antar kursinya agak
pas-pasan. Hehehe. Yang menyenangkan, bapak, ibu, kakak dan adik di satu rombongan bus yang kami tumpangi seru-seru dan kompak! Kami bahkan kini punya paguyuban dan grup whatsapp, dimana saya jadi sekretarisnya. Hahaha Hikzzz.
Dalam perjalanan, kami diberi snack box yang isinya camilan
kemasan dari Arab, cukup enak dan variatif. Urusan makan, hmm not bad lah. Menu
nya khas Indonesia dan yang terpenting: ADA NASI. Hahaha. Cuma soal taste dan
variasinya yah so-so, jadi beberapa kali saya jajan broast chicken di sebelah
hotel.
Gimana soal hotel? Di
Madinah kami menginap di hotel Al Eiman Al Manar yang jaraknya sekitar 150
meter dari pintu nomor 16 Masjid Nabawi. Kamarnya cukup besar namun agak ‘tua’
dan kurang cahaya. Di Makkah menginap di Dar Eiman Grand, hotelnya lebih baik
dan besar, meski ukuran kamar sedikit lebih kecil. Jaraknya sekitar 500 meter
dari pintu nomor 88 di Masjidil Haram. Dan hotel di Makkah ini punya wifi
meskipun hanya di lobby. Hahaha. Pilihan dua hotel ini not bad lah, cukup bisa
dinikmati, makan kenyang dan tidur lelap.
Satu yang betul-betul
diluar ekspektasi adalah kita diberi radio headset (hahaha gak tau istilahnya)
untuk kegiatan Thawaf dan Sa’I, dipakai mulai dari keluar hotel sampai selesai
proses Tahallul. Ini memudahkan sekali, karena kami tidak perlu jalan sambil
membaca, tapi doa nya sudah dipandu langsung di telinga dan tinggal mengikuti. Banyak
rombongan umroh lain yang jalan sambil nunduk membaca, ataupun pemandu nya
harus teriak-teriak sepanjang jalan. Headset ini juga memudahkan komunikasi
supaya nggak terpencar dan tetap on the right track.
Sedikit yang bikin kecewa adalah saat perjalanan menuju Bandara di Jeddah, kami tidak berkesempatan untuk sholat di Masjid Terapung atau masjid Arrahmah di sisi Laut Merah, hanya lewat saja -padahal kita cukup lama ke tempat belanja di Jeddah lho-. Begitu juga dengan Masjid Qiblatain. Selain itu kami naik dan turun pesawat di Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz yang pelayanan dan fasilitasnya buruk sekali.
Dari berangkat hingga tiba lagi di Tanah Air, kami sekeluarga ngerasa diurus dan diperhatiin. Cuma misalnya saat handling koper, kita jamaah nya aja yang kepo dan terlalu berinisiatif untuk ikutan nyari dan ngurus, padahal mah sebenernya tinggal duduk manis dan tunggu kopernya diberikan oleh petugas. Hehehe.
Sedikit yang bikin kecewa adalah saat perjalanan menuju Bandara di Jeddah, kami tidak berkesempatan untuk sholat di Masjid Terapung atau masjid Arrahmah di sisi Laut Merah, hanya lewat saja -padahal kita cukup lama ke tempat belanja di Jeddah lho-. Begitu juga dengan Masjid Qiblatain. Selain itu kami naik dan turun pesawat di Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz yang pelayanan dan fasilitasnya buruk sekali.
Dari berangkat hingga tiba lagi di Tanah Air, kami sekeluarga ngerasa diurus dan diperhatiin. Cuma misalnya saat handling koper, kita jamaah nya aja yang kepo dan terlalu berinisiatif untuk ikutan nyari dan ngurus, padahal mah sebenernya tinggal duduk manis dan tunggu kopernya diberikan oleh petugas. Hehehe.
Saya sih cukup
merekomendasikan Patuna yah. Dengan nama sebesar itu, pergi dengan paket paling
ekonomis dan dilayani dengan professional membuat kami cukup puas dan terbantu.
Kamipun berharap akan ada perjalanan keluarga selanjutnya ke Tanah Suci,
ditangani dengan biro travel umroh terpercaya seperti pengalaman kali ini.
Foto bareng keluarga di Lobby Hotel sebelum berangkat Umroh pertama
Komentar
Ayoooo...! Buruan Order 😄🙏
©TokUm 👕👜👞👡🚛 🚚
- Perlengkapan Umroh Haji
-- Kain Ihrom
-- Mukena
DLL
- Oleh-oleh Umroh Haji
-- Air Zam - zam 80ml & 5 Liter
- Busana Muslim
- Perlengkapan Travel Agen
-- Buku Doa
-- ID Card
-- Syall
Klik www.tokoumroh.co.id
Rini, Yudha, Kokom Patuna Cab Bekasi