Cerita Umroh: Tentang Uang Saku dan Belanja Oleh-oleh Di Mekkah, Madinah dan Jeddah
By Flora - Juni 07, 2016
Uang saku tentunya jadi
salah satu hal yang harus banget dibawa saat travelling. Begitu juga saat
Ibadah Umroh, tentu sudah siap-siap uang Riyal. Nah, banyak yang
bertanya-tanya, sebaiknya bawa uang berapa? Kalau sedikit takut kurang jika
sewaktu-waktu butuh sesuatu, tapi kalau kebanyakan juga uang yang dipunya nggak
cukup. Hehehe. Begitu juga dengan lokasi belanja, di Madinah cukup menggiurkan,
tapi takutnya kalau sudah belanja ini itu di Madinah, eh ternyata di Mekkah
lebih menarik (tapi uang sudah terlanjut tipis). Ini informasi dari pengalaman Umroh saya bulan lalu,
mudah-mudahan bermanfaat dan bisa memberikan pencerahan. Hihiy.
1. Uang Saku
Saya tidak punya patokan
berapa sebaiknya uang yang dibawa, karena tentunya sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Kalau uangnya leluasa sih santai. Tapi jika uangnya pas-pasan, jangan khawatir. Kebutuhan dasar untuk
makan tiga kali sehari sudah disediakan di Hotel. Jadi setidaknya pengeluaran
wajib untuk isi perut tidak ada lagi. Minumpun tidak perlu beli, karena air
zamzam ada di setiap sudut Masjid dan bebas diambil. Saat pulang juga kita sudah punya 'buah tangan' air zamzam 5 liter dari travel. Kalau lapar? Banyak yang
membagikan kurma ataupun makanan lain di area Masjid. Jadi uang saku digunakan
untuk: jajan, oleh-oleh dan belanja. Tiga poin ini tentunya pilihan
masing-masing, ya.
Foto: sustg.com
Sebagai gambaran, keluarga
kami total 4 orang, kami menukar uang Riyal Rp 5.000.000 dengan
pembagian masing-masing memegang 275 Riyal atau sekitar Rp 1.000.000 dan
sisanya untuk berjaga-jaga. Kemudian saat ada rezeki lagi, kami konversikan ke USD. Alasannya
agar kami tidak terpacu untuk belanja yang terlalu mahal diluar kebutuhan -karena
merasa sisa uang masih banyak-, USD juga lebih bersahabat kalau ditukar ke mata
uang SAR ataupun IDR, dan juga kalau nggak terpakai kan bisa disimpan. Hehe. Uang
juga saya sisihkan untuk ditukar ke Dirham, kalau-kalau saat transit di
Abu Dhabi salah satu dari kami butuh sesuatu atau pingin jajan. (Saya sempat posting juga pengalaman menukar uang Riyal dan Dirham di Money Changer di Bekasi)
Uang saku Riyal tersebut
dimanfaatkan beli pakaian untuk kami, dan keluarga serta teman-teman di Tanah Air.
Juga berbagai printilan, peralatan sholat, oleh-oleh, dan jajan beberapa kali
di supermarket ataupun sekitaran Masjid. Saat dihitung di rumah, sisa uang
Riyal kami masih cukup banyak :) Begitu juga Dirham yang hanya dipakai untuk
ngemil di McD, dan USD yang tidak disentuh sama sekali. PS: Baca sampai bawah,
gimana caranya untuk berbelanja oleh-oleh supaya lebih hemat :D
Catatan: karena pergi
dengan keluarga, jadi kebutuhan bisa dibagi empat, bawaan bisa diatur-atur karena ada 4 koper, oleh-oleh bisa digabung,
makan bisa sama-sama dan itu sangat meminimalisir biaya (apalagi makanan di
sana porsinya besar dan bisa untuk berdua). Mungkin akan berbeda jika pergi
sendiri, karena cost akan relatif lebih tinggi.
Foto sebelum ke Masjidil Haram, pake baju yang dibeli di Madinah. Hehe
2. Belanja Oleh-oleh,
Di Mekkah atau Madinah?
Menurut saya, barang dagangan
di Madinah dan Mekkah punya karakter (cieh karakter) yang berbeda.
Madinah cocok untuk
yang mau berbelanja perlengkapan berbahan kain: baju gamis laki-laki, gamis
wanita, sajadah, selendang dan perlengkapan sholat. Baik di area Bin Dawood
ataupun toko sekitaran hotel, beragam pilihan gamis wanita umumnya diletakkan di
bagian paling depan dengan harga nett 40 Riyal. Kalau masuk ke dalam toko,
bajunya lebih cantik dan harganya berbeda, ditawarkan 120 Riyal. Tapi ibu saya
bisa menawar satu pakaian yang cantik dengan 90 Riyal. Baju yang 40 Riyal juga
bagus-bagus dan banyak pilihan kok, dan semua baju sudah termasuk selendang
hitam. Gamis laki-laki panjang berbahan katun juga harganya 50 Riyal dan
kemudian ditawar menjadi 40 Riyal. Nawarpun gampang karena hampir semua penjual
yang saya temui di Tanah Suci familiar dengan bahasa Indonesia.
Saya belanja di Bin
Dawood, pintu masuknya dekat dengan pintu nomor 16 Masjid Nabawi. Ketika belok
kanan, langsung ada toko pakaian tempat saya membeli gamis wanita. Kalau lurus lagi sedikit, ada toko sajadah. Wuaaah, sajadah di sini cantik-cantik bangets
beneraaan! Ibu saya membeli alas duduk yang banyak dipakai wanita di Masjid
Nabawi. Kami beli ini karena ngelihat banyak orang bawa alas sholat, dan
setelahnya alas sholat ini bisa berguna jadi sandaran duduk. Kewl ngets! Jadi
lebih enak kalau mau berlama-lama di Masjid. Beneran loh saya tanya ke salah satu mbak-mbak Arab dia beli
dimana dan harganya berapa. Dia beli 100 Riyal, dan kami berhasil beli 80 Riyal
hehehe.
Sewaktu-waktu juga ada
penjual emperan di area masjid dan dekat hotel. Mereka menjual baju gamis
laki-laki seharga 20 Riyal, selendang 5 riyal, sajadah tipis 5 riyal, dan
sajadah tebal 15 riyal. Jangan kelamaan milih atau bayar dengan uang terlalu
besar, karena kalau lihat petugas keamanan, penjual kaki lima ini langsungggg
gulung dagangan dan lari.
Saat ke Mekkah, saya
berkesimpulan kalau Mekkah cocok untuk yang mau belanja oleh-oleh berupa benda. Di sini banyak toko serba 2 riyal, 3 riyal, juga 5 dan 10 riyal. Barang-barangnya variatif banget, mayoritas made in China. Dari aneka gelang, gantungan kunci, magnet kulkas, siwak, pacar kuku, aneka aksesoris, dompet, sampai Pepsodent pun ada! Bahkan ada yang sudah dipaket-paket, misalnya siwak, tasbih dan peci tipis, harganya 3 Riyal. Ataupun pulpen, siwak dan peci tipis. Lumayan buat oleh-oleh.
Di Makkah tokonya lebih variatif. Dari mulai pakaian, sajadah, parfum, tasbih dan gelang, toko buah, toko kurma, juga toko emas. Di sekitarnya juga banyak kios ayam goreng/broast, jus, eskrim, makanan khas Arab dan India, toko obat dan banyak lagi. Jadi nggak pulang ke hotelpun gak apa-apa. Kesan saya, Makkah cocok untuk belanja oleh-oleh dalam jumlah banyak. Tapi untuk cari pakaian atau sajadah, variasi dan harganya masih lebih baik di Madinah. Harganya lebih bersahabat, pilihan modelnya juga lebih up to date. Kalau di Madinah baju 40 Riyal banyak pilihan dan size, di Makkah justru baju 40 Riyal biasa aja dan pilihannya terbatas. Jadi harus lebih pintar menawar dan lihat-lihat ke beberapa toko kalau mau beli baju atau sajadah yang bagus.
Oh iya, saya juga sempat mampir ke supermarket Bin Dawood di Madinah dan Makkah di sela-sela jam sholat. Selain jajan camilan dan liat-liat, beberapa item juga cocok untuk jadi oleh-oleh. Saya beli sabun duru dari Mesir. Sempet ketemu juga orang Indonesia yang beli oleh-oleh teh Lipton dengan tulisan Arab. Rasanya sama apa beda yah sama Lipton di Indonesia? Entahlah, tapi seru juga beli oleh-oleh di swalayan. Hehehe.
Benda kecil yang cukup heitz dibeli di sana adalah gelang kokka, gelang kayu khas Turki yang katanya sih bermanfaat untuk kesehatan pemakainya. Karena memiliki jumlah butiran ganjil 11 atau 33, gelang ini juga bisa dijadikan tasbih. Nah, teman perjalanan kami beli di Zamzam Mall Makkah dengan harga 100 Riyal untuk 11 gelang. Saya beli di toko gelang dan tasbih di toko dekat Masjidil Haram dengan harga 5 Riyal untuk 1 gelang.
Daaaan... saat di Jeddah, saya mendapatkan gelang kokka dengan harga 20 Riyal untuk 5 gelang. jauh lebih murah, dan kalau di Jakarta gelang ini harganya masih 100 ribu-an. Yah mudah-mudahan yang saya beli beneran kokka ya. Hehehe. FYI, saat berhenti di Jeddah, banyak juga penjual kaos dewasa dan anak dengan harga 10 Riyal. Lumayan lah buat nambah oleh-oleh. Sisanya ya toko-toko yang menjual pakaian, parfum dan perlengkapan sholat seperti di Makkah.
-------
Uhuy, panjang juga ya. Hahaha. Semoga bermanfaat dan bisa ngasih bayangan untuk yang akan berangkat ke Tanah Suci pertama kali. Tujuan utama kita memang Ibadah, tapi tentu menyenangkan keluarga dan teman dengan oleh-oleh juga perlu. Asalkan jangan kalap, di atas kemampuan dan malah bikin koper overweight. Assalamualaikum!
Sumber foto: life-in-saudiarabia.blogspot.com
Di Makkah tokonya lebih variatif. Dari mulai pakaian, sajadah, parfum, tasbih dan gelang, toko buah, toko kurma, juga toko emas. Di sekitarnya juga banyak kios ayam goreng/broast, jus, eskrim, makanan khas Arab dan India, toko obat dan banyak lagi. Jadi nggak pulang ke hotelpun gak apa-apa. Kesan saya, Makkah cocok untuk belanja oleh-oleh dalam jumlah banyak. Tapi untuk cari pakaian atau sajadah, variasi dan harganya masih lebih baik di Madinah. Harganya lebih bersahabat, pilihan modelnya juga lebih up to date. Kalau di Madinah baju 40 Riyal banyak pilihan dan size, di Makkah justru baju 40 Riyal biasa aja dan pilihannya terbatas. Jadi harus lebih pintar menawar dan lihat-lihat ke beberapa toko kalau mau beli baju atau sajadah yang bagus.
Oh iya, saya juga sempat mampir ke supermarket Bin Dawood di Madinah dan Makkah di sela-sela jam sholat. Selain jajan camilan dan liat-liat, beberapa item juga cocok untuk jadi oleh-oleh. Saya beli sabun duru dari Mesir. Sempet ketemu juga orang Indonesia yang beli oleh-oleh teh Lipton dengan tulisan Arab. Rasanya sama apa beda yah sama Lipton di Indonesia? Entahlah, tapi seru juga beli oleh-oleh di swalayan. Hehehe.
Benda kecil yang cukup heitz dibeli di sana adalah gelang kokka, gelang kayu khas Turki yang katanya sih bermanfaat untuk kesehatan pemakainya. Karena memiliki jumlah butiran ganjil 11 atau 33, gelang ini juga bisa dijadikan tasbih. Nah, teman perjalanan kami beli di Zamzam Mall Makkah dengan harga 100 Riyal untuk 11 gelang. Saya beli di toko gelang dan tasbih di toko dekat Masjidil Haram dengan harga 5 Riyal untuk 1 gelang.
Daaaan... saat di Jeddah, saya mendapatkan gelang kokka dengan harga 20 Riyal untuk 5 gelang. jauh lebih murah, dan kalau di Jakarta gelang ini harganya masih 100 ribu-an. Yah mudah-mudahan yang saya beli beneran kokka ya. Hehehe. FYI, saat berhenti di Jeddah, banyak juga penjual kaos dewasa dan anak dengan harga 10 Riyal. Lumayan lah buat nambah oleh-oleh. Sisanya ya toko-toko yang menjual pakaian, parfum dan perlengkapan sholat seperti di Makkah.
-------
Uhuy, panjang juga ya. Hahaha. Semoga bermanfaat dan bisa ngasih bayangan untuk yang akan berangkat ke Tanah Suci pertama kali. Tujuan utama kita memang Ibadah, tapi tentu menyenangkan keluarga dan teman dengan oleh-oleh juga perlu. Asalkan jangan kalap, di atas kemampuan dan malah bikin koper overweight. Assalamualaikum!
9 comments