Menghias seserahan sendiri.
Acara lamaran, dan atau Akad Nikah biasanya juga identik
dengan pemberian seserahan. Gak ada salahnya bikin seserahan sendiri, apalagi
untuk calon pengantin yang membatasi pos budget untuk seserahan. Membuat seserahan
sendiri ternyata nggak susah, dan bahan-bahannya gampang ditemukan. Ini dia
pengalaman sekaligus tips dari sayaaa…
#1: Samakan Pemahaman Tentang Seserahan
Pertama-tama, saya dan Afid mulai dengan mengidentifikasi
makna seserahan yang kami yakini. Ini bisa berbeda di tiap keluarga dan calon
pengantin, berikut latar belakang suku nya. ‘Kesepakatan’ inilah yang
mempengaruhi besar kecil dan mahal tidaknya seserahan, dan juga apa yang
dibawa. Mungkin ada keluarga yang saklek soal seserahan, ada juga yang santai
aja.
Alhamdulillah keluarga saya nggak punya standar
macem-macem soal seserahan. Kami menganggap kalau seserahan ini hanya sebagai
pemanis, pelengkap aja. Well, some may agree and others may not. Isian seserahan dan berbagai perlengkapannya juga disepakati
dulu bareng Afid, kemudian saya dan mama persiapkan sendiri, nanti tinggal kasih laporan. Hehehe. Soal bikin membikin dan hias menghias juga jadi hobi saya dan mama. Apalagi calon ibu mertua saya baru saja meninggal dunia,
jadi kasihan kalau si mas engineer harus dipusingin dengan hal-hal yang cewek
banget macam ini. Cari uang aja yang banyak ya bang. Hehe.
Kalau mikirin saya maunya apa, tentu sajaaaa mau
saya banyak banget! Tapi yhaa masih banyak kebutuhan lain, jadi nggak mau
maksain. Saya dan Afid sepakat jika seserahan yang diberikan berisi make up dan
peralatan mandi (yang pasti tiap hari dipakai). Semuanya dari merk yang biasa saya beli, yang biasa
saya pakai. Daaan, semuanya ada di toko deket rumah, ga usah ke emol. Hahaha. 2 kotak lagi dimasukkan baju gamis akad nikah dan tas. Sementara
itu, pemberian berupa uang tidak kami masukkan
dalam acara ini. Off the record aja, Hehe. Karena saya gak
mau repot saat Akad Nikah, maka seserahan dibawa saat lamaran aja.
#2: Cari Referensi dan Cari yang Sesuai dengan
Selera Sendiri
Pada dasarnya berbagai elemen kemasan dan hiasan
seserahan itu bisa disesuaikan dengan selera. Nggak ada aturan baku tentang
kotaknya kayak gimana, seserahan dibentuk apa, hiasannya bagaimana. Mau yang
mainstream pakai kotak seserahan, atau pakai wadah-wadah yang unik atau menggunakan
yang sudah ada di rumah. Beberapa contoh tempat seserahan misalnya tampah,
bakul, ataupun keranjang. Saya juga sempat Googling, dengan keyword hantaran, membuat hantaran, hiasan hantaran. Plus buka-buka Instagram juga.
Untuk bentuk seserahan, bebas aja mau
dibentuk-bentuk, cukup dihias ataupun hanya dilipat saja dalam kotak. Kalau mau
dibentuk, misalnya niih mukena jadi bentuk masjid, ataupun handuk berbentuk
gajah, pakaian dalam jadi bentuk bunga, banyak tutorialnya di Youtube. Banyak
juga jasa hias seserahan, penjual kotak seserahan juga umumnya membuka jasa
hias ini. Yang saya dapatkan via internet ataupun tanya-tanya langsung, jasa
hias ini berkisar antara Rp 50.000 – Rp 200.000 per kotaknya. Baru hiasnya aja lho yaaa,
belum sama kotak apalagi isinya, jangan ngarep! Hahaha.
Sebetulnya sudah ada beberapa incaran kotak di
Tokopedia, yaitu sangkar burung rotan (Rp 75.000 isi 3) ataupun kotak berbahan
lidi (Rp 100.000 isi 4). Tapii penjualnya di luar Jawa Barat, khawatir
pengirimannya agak lama dan nggak keburu waktu untuk menghias. Karena baru
mempersiapkan hantaran 2 minggu sebelumnya, saya membeli kotak hantaran yang standar
banget. Saya beli Rp 90.000 isi 4 kotak di Pasar Kranji (seberang Naga Swalayan
Kranji). Sebetulnya jugaaa, saya punya angan-angan jika seserahannya full diberi dekorasi bunga. Tapi lagi-lagi waktunya mepet, gak sempet belajar bikin dulu dan ketika mau beli yang sudah jadi, kok harganya gak cocok. Hehe.
Kebetulan toko nya juga menjual berbagai bahan
kreasi seperti pita, manik-manik, bunga, dan lainnya. Ini juga agak kalap
sebetulnya, beli nya kebanyakan dan yang dipakai cuma sedikit! Hahaha. Total
pembelian hiasan seserahan Rp 41.000. Saya prefer untuk menghias aja, nggak
usah dibentuk aneh-aneh. Karena menurut pendapat pribadi, bentuk rumit isian
seserahan bikin ribet pas dibuka dan diberesin lagi. Hehehe.
Waktu sudah beli kotak hantaran, saya baru ngeh
kalau mama saya tuh punya dua set tampah bertutup tile yang baguus dan cantik,
hasil kulakan di Pasar Sukawati Bali. Tau gitu ga usah beli lagi kan yaa…
#3: Ubek-ubek Rumah, Siapa Tahu Ketemu Banyak ‘Harta
Karun’
Setelah membeli ina-inu, lagi-lagi saya baru sadar
kalau sebetulnya banyak sekali printilan yang sudah tersedia. Waktu masih kerja
di media, sering ada bingkisan Lebaran, Natal ataupun Tahun Baru dan
semua hiasannya saya bawa pulang dan disimpan oleh mama saya. Begitu juga kain perca sisa
jahitan mama, ataupun ornamen-ornamen dari mana aja dehh yang pasti nggak dibuang. Dari bros bunga, hiasan natal, bandana jilbab jaman baheula,
pita-pita.
Oh iya, untuk merekatkan bisa dibantu lem tembak, ataupun
lakban putih yang lebar. Dan juga jarum pentul penting banget, supaya nggak goyang-goyang
untuk menyangga isian seserahan sekaligus menempelkan dekorasi. Yhaa ibaratnya jarum pentul ini adalah elemen-elemen kecil pemanis dan perekat yang bisa membantu meng-kokoh kan hubungan kita. Eeeeeaaaaa....
#4: Siapin Waktu, Pinggang dan Punggung
Total saya dan mama membuat 4 seserahan ini sekitar
2,5 jam. Wuiiih, pegel brooo! Yaa namanya juga bukan ahlinya, jadi mungkin
lebih lama dibanding yang udah biasa bikin ini. Apalagi banyak banget hiasan
yang bisa dipilih, jadi perlu mantes-mantesin dulu.
Step pertama adalah memberikan alas koran supaya
tinggi. Kemudian diberi alas kain satin. Selanjutnya barang-barang ditata di
atasnya. Yang bikin lama adalah mengikat benda-bendanya dengan pita, dan juga
menata gamis putih akad. Kan eike clueless ya, jadi butuh berapa kali bongkar
pasang iketan supaya mendapatkan hasil yang ‘rada mendingan’, hehe. Setiap
hiasan dan barang disemat dengan jarum pentul. Soalnya bakal dibawa pulang
Afid, trus nanti Afid bawa lagi ke rumah saya. Jadi bakal dibawa kesana kemari,
penyangga nya harus banyak supaya nggak kacau, hehe.
Bagian tutupnya dipasang berdiri, dengan bantuan
lem tembak di bagian bawah. Sayangnya bagian dalam tutup kotaknya jelek buanget,
lem nya terlihat jelas dan berantakan. Akhirnya disiasati dengan menutup
sekeliling dalam tutup kotak dengan pita yang diberikan double tape.
Selanjutnya ditutup dengan plastik parcel. Plastik
dilebarkan menutup kotak, lalu di bagian bawah kotak diberi lakban bening
supaya langsung rapi. Jadi deeeeh hantaran ala-ala kita…
ARTIKEL TERKAIT:
Review Perias: Sanggar Komalahadi
Review Vendor Catering: Hendra Pelangi Catering
Tips Memesan Kebutuhan Pernikahan di Instagram
Memesan Souvenir dan Undangan di Instagram (Review Lellalells dan Omah Pernik Jogja)
Menghias Kotak Mahar / Mas Kawin Sendiri
Ide Souvenir Murah dan Beda: luggage Tag
Menghias Seserahan Sendiri, Murah dan Hemat
Persiapan Pernikahan: Gedung Dulu atau Catering Dulu?
Review Perias: Sanggar Komalahadi
Review Vendor Catering: Hendra Pelangi Catering
Tips Memesan Kebutuhan Pernikahan di Instagram
Memesan Souvenir dan Undangan di Instagram (Review Lellalells dan Omah Pernik Jogja)
Menghias Kotak Mahar / Mas Kawin Sendiri
Ide Souvenir Murah dan Beda: luggage Tag
Menghias Seserahan Sendiri, Murah dan Hemat
Persiapan Pernikahan: Gedung Dulu atau Catering Dulu?
8 comments