Memesan Kebutuhan
Pernikahan Secara Online Via Instagram (Tips)
Buat saya, belanja
online itu memudahkan hidup banget. Nggak perlu keluar ongkos, parkir, capek
nyari, belum lagi biaya logistik alias makan dan jajan. Hehehe. Untuk pesan keperluan
pernikahan saya dan Afid bulan Februari lalu juga dilakukan di toko online,
melalui Instagram. Namun meskipun sudah akrab dengan jual beli online,
kita-kita juga harus waspada. Apalagi untuk hari pernikahan kita, rambut ikal
bisa langsung berubah kribo kalo ternyata kita kena tipu ataupun PHP penjual
online nggak bertanggung jawab!
Berbekal pengalaman belanja kebutuhan pernikahan secara online yang telah dilakukan neng Flora, ada beberapa langkah dan tips
menghindari penjual nakal macam ini. Insya Allah persiapan nikah jadi lebih
ringkas, praktis dan minim drama-drama tak bermanfaat. Kalo belanjanya di
tempat yang tepat, anggaran kawinan kan bisa lebih hemat ya kakakkk..
Jadii, apa aja nih yang perlu diperhatiin?
Jadii, apa aja nih yang perlu diperhatiin?
1. Jangan Mepet!
Kalo memang mepet, cari
di toko aja deh mendingan. Untuk beli keperluan nikahan via penjual online,
berikan jarak waktu beberapa bulan bulan dari acara. Kita nggak bisa pegang
omongan si penjual ini 100%, ada kemungkinan pengerjaan mundur. Misalnya kita
memesan souvenir untuk acara pernikahan tanggal 20 April, dan si penjual
memberikan waktu 1 bulan pengerjaan. Sebaiknya pesan (maksimal) di bulan
Januari dan berikan dateline akhir bulan Februari. Jadi masih ada waktu 1 bulan
(Maret) apabila ternyata waktunya mundur atau ada perubahan.
Intinya, ada jeda waktu
untuk antisipasi apabila pengerjaan ada kendala dan pengirimannya mundur. Jangan
lupa untuk menambahkan hitungan masa pengiriman (misalnya Jogja – Bekasi dihitung
5 hari).
Ini demi kemaslahatan bersama, demi mood yang tetap semangats dan gak pake deg-degan, hahaha.
Ini demi kemaslahatan bersama, demi mood yang tetap semangats dan gak pake deg-degan, hahaha.
2. Perhatikan Akun
Instagram/Website Penjual
Perhatikan desain atau
pesanan yang sudah pernah dikerjakan. Ada kontak jelas? Foto jualannya banyak
nggak? Akunnya terus update, nggak? Ada testimoni nya nggak? Kalau mayoritas
dijawab enggak, pikir-pikir lagi dehh… Standar tukang jualan di Instagram adalah ada kontak dan deskripsi yang jelas. Kalo saya, lebih pro sama akun IG yang mau menjawab DM dan komentar, apalagi mau taro harga, hehehehe.
3. Respon Penjual Saat
Dihubungi
Menjual barang online
artinya si penjual paham betul barang yang dijual dan juga mau meluangkan waktu
lebih untuk berkomunikasi dengan pembeli mengenai jualannya. Biasanya penjual
online mampu merespon dengan baik dan waktu yang nggak terlalu lama. Kalau kita
adalah pembeli yang tidak terlalu paham barang, si mbak atau mas penjualnya mau
jelasin. Bahan kanvas tuh begini lho mba… Bahan katun jepang kelebihannya ini
lho mbak… Pokoknya dia merespon pertanyaan kita dengan detil. Seimbangkan juga
dengan banyak cari referensi, supaya kita ada gambaran.
Kalau udah mah balesnya
lama… singkat-singkat…. Nggak mencoba membuat saya mengerti… Bahasanya nggak
ramah…. Males deh saya. Atuhlah kalo pas PDKT aja nggak ramah, gimana mau
lanjut kaaaan *idih gitu. Setelah deal, bina komunikasi yang intens dengan
menanyakan update progress pengerjaan pesanan kita.
4. Testimoni Pembeli
Untuk transaksi yang
cukup mahal, gak ada salahnya mencari tahu siapa aja yang pernah pakai jasa si
vendor alias pembelinya. Biasanya penjual suka tag pemesannya, naaah coba ajah
kita kontak terus tanya-tanya. Manfaatkan aja fitur Message di Instagram, jadi
nggak perlu sungkan. Saya beberapa kali melakukan ini dan biasanya berakhir
dengan pemberian support doa dari si orang tersebut “semoga lancar yah mba…”.
Langkah ini diharapkan bisa memberikan gambaran jelas mengenai plus minus
memesan barang di toko online ini.
Lebih enak lagiii kalo
ada teman yang sudah pernah beli di toko ini :)
5. Datangi Toko Fisik/Workshop/Ketemuan
Untuk undangan dan
souvenir, pasti ada toko fisik ataupun tempat pembuatan/workshopnya. Bisa juga
dengan ajak si penjual ketemuan. Dibanding stalking akun social media dan juga
ngobrol via Whatsapp, ketemu langsung bisa menambah keyakinan sama si toko ini.
Kalau toko nya jauh atau beda kota, minta bantuan dengan saudara ataupun teman
yang mungkin sedang berada di kota tersebut.
6. Cek Reviewnya
Banyak pengantin yang
membicarakan ataupun mereview vendor yang digunakan di sosial media, blog,
ataupun website pernikahan. Coba deh cari reviewnya…
7. Stalking Socmed,
Simpan Chat dan Data Dirinya
Hahaha, ini sih saya
banget. Biasanya saya akan cari nama si penjual di berbagai akun Socmed dan
simpan foto-fotonya, biasanya lewat screenshot (tapi kalo udah beres transaksi, langsung dihapus dooong).
Chatnya juga selalu saya back up di Google. Ini untuk mengantisipasi
kalau-kalau dia curang dan nggak bisa dipercaya. Untuk hari pernikahan, bukan Cuma
kita rugi uang, tapi juga waktu, tenaga dan mental. Kan nggak lucu yaa kalo H-1
bulan undangan belum ada kepastian…
Mudah-mudahan langkah
di atas bikin kita menemukan penjual yang tepat dan amanah. Acara juga jadi
lancar sesuai rencana :)
ARTIKEL TERKAIT:
Review Perias: Sanggar Komalahadi
Review Vendor Catering: Hendra Pelangi Catering
Tips Memesan Kebutuhan Pernikahan di Instagram
Memesan Souvenir dan Undangan di Instagram (Review Lellalells dan Omah Pernik Jogja)
Menghias Kotak Mahar / Mas Kawin Sendiri
Ide Souvenir Murah dan Beda: luggage Tag
Menghias Seserahan Sendiri, Murah dan Hemat
Persiapan Pernikahan: Gedung Dulu atau Catering Dulu?
Review Perias: Sanggar Komalahadi
Review Vendor Catering: Hendra Pelangi Catering
Tips Memesan Kebutuhan Pernikahan di Instagram
Memesan Souvenir dan Undangan di Instagram (Review Lellalells dan Omah Pernik Jogja)
Menghias Kotak Mahar / Mas Kawin Sendiri
Ide Souvenir Murah dan Beda: luggage Tag
Menghias Seserahan Sendiri, Murah dan Hemat
Persiapan Pernikahan: Gedung Dulu atau Catering Dulu?
0 comments