Liburan
Murah Meriah ke Kebun Teh Rancabali, Kabupaten Bandung
Belakangan
ini saya hobi cari referensi tentang lokasi wisata dekat Jakarta. Yhaa mumpung
masih bisa loncat sana loncat sini yaaa. Ujung-ujungnya sih akan Bandung lagi
Bandung lagi, tapi emang Bandung selalu nyenengin sih! Kali ini kami memutuskan
untuk jalan-jalan ke kawasan Kebun Teh Rancabali, Kabupaten Bandung.
Pemandangan ijo-ijo, here we come!
Sabtu itu, perjalanan dimulai dari rumah jam 6 pagi (padahal niatnya berangkat habis Subuh, hehe). Akibatnya kena macet, dan baru sampai di rumah teman saya dan suami di kawasan Cipatik, Kabupaten Bandung Barat jam 10 pagi. Baru jalan jam 11.30 siang, kena macet di beberapa titik. Ah kurang pagi siiih…
Sekitar
jam 1 siang akhirnya kami sampai di kawasan Kawah Putih. Udaranya segeeeerrr
banget, persis seperti tujuan kami kesini untuk cari hawa yang adem, biar hati
lebih adem yekaan. Tapi tujuan kami bukan ke Kawah Putih, melainkan ke kawasan
kebun teh Rancabali. Jadi dari Kawah Putih, masih terus ikuti jalan, sampai di
perkemahan Rancaupas, lalu beberapa kilometer di depannya, sampailah di
Rancabali. Yeay!
Tak
ada tempat parkir resmi di area kebun teh ini. Motor dan mobil boleh saja
tinggal meminggirkan kendaraannya di pinggir jalan. Plus minus siih, plusnya
adalah biasanya parkiran dan tempat wisata itu perlu jalan kaki jauh. Jadinya
kita bisa parkir persis di seberang kebun teh! Tapi minusnya jadi harus lebih
waspada karena tidak ada yang jaga parkir. Solusinya, kami parkir di sebelah
warung kopi. Lalu beli kopi dan cemilan, dan berpesan kepada pemilik warung
“Pak, mobil boleh parkir di sini? Titip ya pak!”, jangan lupa kasih senyum
pepsodent, kak.
Pemandangannya
cakep banget! Asli deh, ini lebih cakep dari Gal Gadot ataupun Shane
Westlife. Yang ini hijau, rapi, ngademin
mata, sambil menghirup udara yang bersih dan sejuk. So refreshing! Kebun teh
nya punya pola yang rapi, bagus di mata dan juga memudahkan untuk jalan-jalan
di area pohon teh. Sayangnya saya nggak
denger seruan “pucuk, pucuk, pucuk” selama muter-muter di sini.
Kemudian
dimulailah momen jalan-jalan di antara pohon teh sambil cari spot foto-foto. Dengan
latar pohon teh yang hijau segar, instagrammable sekali. Dibantu Mr. Tripod
tigapuluhribuan (hahaha), dan didukung oleh lokasi yang tak terlalu ramai,
jadilah foto dengan lepas dan bebaaaas. Para suami, Afid dan Zaihan yang tak
terlalu ekspresif pun jadi mau (atau terpaksa?) foto dengan pose-pose kemayu
unyu arahan istri masing-masing.
Tips
jalan-jalan ke Kebun Teh Rancabali:
- Gunakan pakaian berwarna cerah untuk foto-foto
- Jangan lupa photography tools seperti tongsis atau tripod
- Gunakan celana panjang untuk menghindari kebeset batang pohon
- Jangan becanda sambil lari-larian, karena tak sedikit batang pohon teh yang menonjol dan berpotensi menyentuh kaki kalau tak hati-hati melangkah
- Siang hari paling cocok ke sini, saat pulang atau turun ke bawah, hari masih terang
- Jangan buang sampah sembarangan! Kalau punya sampah, kantongin dulu dan buang jika sudah ketemu tempat sampah
- No high heels, please!
Selama
jalan-jalan, lutut kiri saya beberapa kali kepentok batang pohon sampai agak
bengkak. Tapi gak apa-apa, nggak sebanding dengan rasa senengnya kok.
Sebetulnya ada 1 keinginan lagi di sini, yaitu makan Indomie sambil lihat
pemandangan. Sayangnya tak terlaksana karena langit berubah gelap dan saya agak
parno pulangnya kalau hujan besar. Hihi.
Di
area Ciwidey dan Rancabali, banyak tempat wisata petik strawberry. Saya sih
males metiknya, tapi doyan makannya. Akhirnya beli aja deh di pinggir jalan, Rp
25.000 seperempat kilo. Ini harga kalau mau strawberry nya pilih sendiri, kalau
yang sudah dibungkus oleh penjualnya, sedikit lebih murah. Saya pilih yang
merah dan montok dong ah. Rasanya beneran segeeer…
Ciwidey
dan area Rancaupas bisa jadi alternatif liburan di Bandung selain ke Lembang.
Di sini cenderung masih ‘asli’, belum banyak pembangunan wisata milik swasta.
Harganya juga terjangkau. Sebagai gambaran, seporsi nasi timbel ayam komplit di
Restoran Kampoeng Gombong harganya Rp 32.000. Restorannya cukup oke dan modern
dengan pemandangan hamparan sawah dan bukit. Cobaaa kalo di Lembang berapa itu
harganya… hihi. Sayangnya Ciwidey tak punya city night view layaknya di
Lembang. Kalau malam ya gelap tak ada pemandangan lampu kota.
Kalau
ditotal, pengeluaran one day trip ke Rancabali sekitar Rp 350.000, termasuk
bensin (mobil solar), tol Bandung PP, dan juga makan. Lumayan hemat yaa,
apalagi kalau rame-rame. Mau bangeet balik lagi, terus mampir juga ke Rancaupas
:)
0 comments