Setelah
konsultasi dengan Obgyn (baca di sini: Promil dengan Dokter Ni Made Desi di RSHermina Bekasi), saya dan suami langsung ke bagian Radiologi dan Laboratorium.
Ke Radiologi untuk pemeriksaan HSG saya, dan Lab untuk periksa sperma suami.
Syarat
HSG adalah dilakukan di hari 9 sampai 11 menstruasi, tidak melakukan hubungan
badan dulu, juga surat rujukan dokter. Untungnya saya datang pada hari kedua
menstruasi, jadi lebih mudah menentukan tanggal ke 9 hingga 11. Saat mendaftar,
petugas langsung mencocokkan dengan jadwal dokter perempuan yang melakukan
tindakan HSG. Saya mendaftar pada hari ke 9 pagi hari di hari Kamis, supaya
bisa bareng dengan suami yang tes nya antara jam 7pagi - 12 siang. Petugas juga
memberi catatan agar saat HSG, sudah mencukur kemaluan dan membawa pembalut.
Ternyata
di hari Kamis itu, ada pekerjaan mendadak. Akhirnya saya coba hubungi RS
Hermina untuk reschedule, daaann proses ini cukup menguras pulsa dan kesabaran
karena telepon RS Hermina Bekasi 021-8842121 selalu sibuk. Akhirnya diangkat
juga, dan saya reschedule ke Jumat jam 3 sore. Sementara itu, tes untuk suami akhirnya
ditunda, karena kan bisa kapan ajaaa hahaha.
Hari Jumat
jam 3 sore, saya dan suami daftar kembali di bagian Radiologi, dan langsung
diresepkan obat untuk ditebus. Obatnya terdiri dari obat Pereda nyeri yang
harus dimasukkan dari anus (Rp 17.000) dan Asam Mefenamat (Rp 2.500). Setelah
mendapat obat, balik lagi deeeh ke Radiologi. Hmm, kenapa obatnya ga langsung
diinfo saat daftar awal yah, jadi pas dateng sudah bawa obat dan bisa langsung
tindakan. Antri farmasi aja udah 30 menit sendiri, kakaaa…
Okeh,
saatnya eksekusi! Saya sudah Googling sih mengenai HSG tuh diapain aja. Yang
bikin agak ngilu adalah efek mulas saat tindakan dan efek samping sesudahnya.
Ada yang bilang seperti nyeri haid, ada yang bilang mules biasa, ada juga yang
sampai harus bedrest. Saya cukup pede karena sudah ‘biasa’ dengan rasa sakit menstruasi
tiap bulan.
Masuk
ke ruang Radiologi, saya di briefing dulu oleh perawat tentang prosedur HSG,
apa yang akan dirasakan, dan apa tujuannya. Kemudian saya diminta ganti baju di
kamar mandi dengan seragam khas rontgen yang bukaan depan. Seharusnya memang
dari rumah pake baju 2 pieces aja, jadi hanya bawahan dan celana dalam yang
dibuka. Eeeh saya malah hari itu pake gamis! Hahaha. Di kamar mandi juga saya
memasukkan obat Pereda nyeri yang dimasukkan dari anus. “bentuknya seperti
peluru, dimasukkan saja dan agak ditekan ke dalam agar tidak keluar lagi,” gitu
ceunah. Well, ternyata mudah! Wkwkwk.
Saya
menunggu sekitar 15 menit karena dokter Radiologi masih menangani pasien.
Ternyata dokternya cantik dan modis dengan hijab syar’I biru muda. Saya diminta
duduk di bagian tengah meja rontgen, dengan posisi kaki terbuka, alias ngablak
maksimal. Pertama dokter memberikan betadine di area V, lalu memasukkan selang
kateter. “Tarik nafas yaa…”. Oke, sampe sini gak masalah. Santai lah beb, USG
TransV lebih gedee dari ini hahaha.
Perasaan
“oh gini doang…” tiba-tiba berubah menjadi “astagfirullah, APAAN NIHH!!” saat
dokter melakukan gerakan seperti membuka keran dari selang. Rasanya tiba-tiba
mules banget, seperti saat menahan pup yang ingin segera langsung brojol gitu
beb hahahaha. Perut rasanya nggak karuan.
Di
tengah-tengah rasa sakit kemudian saya disuruh mundur, mencapai posisi
terlentang untuk di rontgen. Sulit sekali ku melakukannya karena YA SAKIT
KAKAKKKK LEMES BENERRRR…. Tapi perlahan rasa sakitnya berkurang dan saya mulai
buka mata. Iya, saya merem yang kenceng untuk menahan sakit.
Setelah
difoto, masih dengan muka teler abis kesakitan, dokter langsung bilang ke saya “Alhamdulillah
bu, tuba yang kiri dan kanan sama-sama bagus, tidak ada pelengketan, cairan
kontras masuk dengan sempurna”. Kemudian selang kateter ditarik dan tindakan
selesai. Yaah 15 menit deh kayaknya, meskipun saat di sana berasa lamaaa
banget. Katanya siih, rasa mulas ini kurang lebih mirip ketika mulas ingin
melahirkan. Semacam rehearsal yah ini, biar nggak kaget lagi hehehehe.
Kemudian
saya ganti baju, pakai pembalut, dan pelan-pelan jalan keluar ruang Radiologi. Sebelumnya
saya dan suami berencana mau mampir dulu ke mall, tapi setelah tindakan rasanya
Cuma mau pulang dan tiduran!
Biaya
HSG di RS Hermina Bekasi Rp 1.441.000, yang hasilnya bisa diambil 2-3 jam ke
depan. Nanti-nanti ajalah ambilnya, kuhanya ingin pulang! Kalau saya cari info
sih di lab-lab seperti Pramita dan Prodia sedikit lebih murah, tapi saya mau
pelayanan satu atap ajalah, biar satu tempat aja.
Seperti
yang saya ceritakan di awal, efek HSG pada setiap orang bervariasi. Ternyata
beberapa jam kemudian saya merasa sakit perut banget! Nyeri hampir setiap saya
bergerak, perut terasa bengkak dan sulit beraktivitas. Setelah tindakan Jumat sore,
rasa nyeri ini dirasakan hingga Sabtu siang dan kemudian level sakitnya perlahan
berkurang. Untungnya menjelang Weekend jadi saya nggak perlu kepikiran kantor.
Mudah-mudahan
cerita saya di atas bisa memberi gambaran seperti apa HSG dengan lebih real,
hahaha. Ohya, ada yang bilang HSG meningkatkan kesuburan dan keberhasilan punya
anak, lho. Ya siapatau kan yaaaa….
Foto: Roadaffair.com
5 comments