Mencari Obgyn yang Cocok: Promil dengan Dr. Ni Made Desi di Hermina Bekasi
Entah
ada angin apa, rasanya kok pingin ke Obgyn lagi. Tapi kali ini tekadnya lebih
serius dan benar-benar memilih lokasi dan dokter yang ‘tepat’. Insecure belum
hamil insya Allah enggak, desakan keluarga juga bukan. Lebih kepada pola pikir:
kepo aja ingin tahu apakah kondisi tubuh kami benar-benar siap apa ternyata ada
kendala? Jika ternyata memang ada, mari kita perbaiki.
Pencarian
Obgyn ini cukup drama. Sebelumnya, saya pernah melakukan papsmear di RS Bunda
Menteng Bersama Dr. Bonti. Dokternya wanita dan saya merasa lebih sreg ternyata
dengan Obgyn wanita. Meskipun begitu, harga RS Bunda yang MAHAL BANGET dengan
beragam komponen pembayarannya, plus waktu itu hanya untuk papsmear tanpa ada
maksud konsultasi promil, jadi RS Bunda gak masuk dalam pencarian.
Yang
jadi incaran adalah RS Tambak Manggarai, RS Mitra Keluarga Bekasi dan RS
Hermina Bekasi. Di RS Tambak, ada 2 Obgyn populer yang katanya enak, keibuan, jadwalnya
cocok dengan jam pulang kantor tapi antrinya luar biasa. Iya sih deket stasiun,
tapi ga kebayang kalo saya harus pulang malem banget dan masih naik KRL. Tekad
saya serius, ingin mengikuti step by step nya yang artinya akan bolak balik RS.
Sempet mau daftar, eeh telfonnya sibuk terus. Ga jadi deh kesana.
Saya
cukup sreg dengan RS Mitra Keluarga Bekasi, karena lokasinya depan jalan raya
banget dan pelayanannya bagus. Sayang, Obgyn wanita yang direkomendasikan untuk
promil jadwalnya siang hari. Gak cocok lagi kaan dengan jam kantor saya dan
suami. Apalagi lokasi kantor kita Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Sebetulnya
saya agak ‘terdesak’ dengan keinginan datang ke Obgyn di hari awal mestruasi. Tapi
sampai H-1 kok yha masih galau mau daftar dimana. Hahaha. Akhirnyaaa saya menjatuhkan
pilihan ke Dr. Ni Made Desi Suratih yang praktik jam 6 sore. Beliau adalah
salah satu ahli fertilitas di Hermina Bekasi, cocok lahh. Sayapun dapat nomor
antrian 13.
Di hari
H, ternyata saya bisa datang lebih cepat dari jam praktek dokternya. Saya
langsung daftar, dicek tensi, juga TB dan BB. Suami akan datang menyusul. Saat
Dokter mulai praktek, saya kaget ternyata saya bukan pasien pertama yang
dipanggil. Saya kira sistemnya akan sama dengan RS lainnya, yaitu daftar via
telepon hanya untuk membatasi kuota. Antrian sesungguhnya akan dilakukan dengan
sistem siapa cepat datang, dia dapat nomor antrian duluan. TERNYATA KAGAK CHOI,
antri sesuai nomor. padahal saya pasien Dr Made Desi yang datang paling awal. Hahhh
nomer 13 dong?!
Mood
udah kedodoran siiih. Pingin pindah dokter aja, tapi suster meyakinkan kalau
Dr. Made Desi adalah dokter perempuan yang tepat di jam tersebut untuk
konsultasi kesuburan. Oke, lessons learned nya adalah: datang gausah cepet-cepet,
sesuai dengan nomor urut ajaa!
Alhamdulillah
jam 19.30 nama saya dipanggil. Saya sudah minta ke suami agar dia aja yang
aktif tanya-tanya, karena saya sering speechless kalau di hadapan obgyn hahahaha.
Entah kenapa yaa karena saya tidak memandang ‘infertilitas’ sebagai suatu
penyakit dan lebih karena belum dikasih Allah, jadi saya kurang kritis ke Obgyn,
bingung mau nanya apa hahaha.
Surprisingly
Dr. Made Desi menyenangkan sekali! Tipikal dokter senior berpengalaman,
ngomongnya santai, bersahabat, luwes, banyak omong dan gak nakut-nakutin. Kriteria
saya yang agak detil tentang Obgyn yang cocok rasanya cukup ada pada Dr. Made. Keputusan
saya untuk datang di hari kedua menstruasi ternyata tepat, untuk mengecek
kondisi Rahim. Setelah berjabat tangan, ditanya-tanya, lalu Dr. Made mengajak
saya untuk USG Transvaginal.
Weits,
USG transvaginal di hari kedua mens, beneran nih? Bleber-bleber gitu dong
hahaha… Saya tanya ke suster dan katanya gak apa-apa bu, santai aja, udah biasa
kok. Bhaiklah kisanak, sayapun nurut dan sudah dalam posisi yang diminta.
Setelah siap, baru dokter mendekat dan langsung memasukkan alat. Wow, ini USG
TransV kedua saya dan rasanya yang kedua ini berlangsung cepat (oh I mean masuknya
cepet dan tanpa deg-degan hahaha). Cukup mual saat Dokter menggerakkan alat
USG.
Sambil
USG, Dr. Made juga menjelaskan ke saya dan suami kondisi rahim. Alhamdulillah
bagus dan bersih. Beberapa ‘wejangan’ Dr. Made yang saya ingat adalah:
Jangan
lagi ingat-ingat kapan masa subur, jadul banget itu. yang penting kalau berhubungan maksimal 2
hari sekali (well, ini cukup sejalan dengan apa yang saya yakini: ML means
making love, jadi jangan terpaku dengan tanggal namun mood. Jika prinsipnya
adalah making babies, rasanya kok seperti ‘yang penting dibuahi’ yaa tanpa
memikirikan aspek psikologis pasangan)
Saat
suami menanyakan jika seorang Obgyn pria, muda, di RS Anand* mengatakan jika
posisi Rahim saya terbalik (saat itu doi hanya USG perut) sehingga kami harus
begini dan harus begitu. Respon Dr. Made apa? “Itu Namanya variasi… Ada orang
rambutnya lurus dan keriting. Apakah yang keriting artinya tak normal? Kan
enggak… Udahlah santai aja. Lagipula Rahim ibu menghadapnya depan kok ini!”.
Dokter
Made menyarankan saya untuk melakukan HSG dan cek sperma untuk suami. Itupun
dijelaskan dengan detil bagaimana prosesnya dan apa tujuannya. Plus insight
lain, yaitu perbanyak olahraga, jangan mudah capek dan meningkatkan endurance
tubuh supaya lebih fit. Ya ya, I need that kind of motivation instead of “banyak
makan toge dan alpukat ya buu”. Saya diminta konsul sebulan lagi dengan membawa
hasil HSG dan cek sperma.
Pertemuan
20 menit dengan Dr. Made Desi membuat saya berharap semoga kecocokan ini bisa terus
dirasakan dan saya gausah repot-repot lagi cari Obgyn yang cocok jika suatu hari
hamil dan melahirkan. Aamiin.
Oh ya,
biaya konsultasi awal ini adalah Rp 195.000 untuk biaya konsultasi dokter
spesialis, Rp 125.000 untuk USG TransV, dan Rp 321.600 untuk obat (30 butir
Glisodin untuk suami selama 1 bulan dan Zistic Tab 500mg untuk diminum istri. Resep
lainnya yaitu Folavit ga saya tebus karena masih banyak dirumah). Mudah-mudahan artikel ini membantu para sobat Bekasi dalam mencari Obgyn yaaaa....
(Baca juga: Cerita Promil: Pengalaman HSG di RS Hermina Bekasi)
(Baca juga: Cerita Promil: Pengalaman HSG di RS Hermina Bekasi)
Foto: Images.unsplash.com
Komentar
Dari 3 kali lahiran..saya dua kali lahiran dengan dr.desi ..beliau orangnya emang asiiikkkk buanget..gaul..gak pernah nakut2in pasien dan selalu positif thinking..saya baru lahiran dengan beliau 10hari lalu.
Semangat ya mbak..semoga usaha mbak untuk promil dijabah oleh Allah swt..amiin