Imunisasi di Rumah Vaksinasi Summarecon Bekasi saat Pandemi Korona
Semenjak Indonesia dilanda pandemi
korona, saya dan suami agak bingung. Gimana dengan jadwal vaksin Jazea? Tentunya
saat-saat seperti ini kami menghindari kerumunan, terutama rumah sakit. Akhirnya
kami memutuskan untuk vaksin di Rumah Vaksinasi (RV) Summarecon Bekasi. Nah, karena
banyak yang tanya tentang seluk beluk vaksin di RV, berikut saya coba share pengalamannya
yaaa…
Biasanya, sebulan sekali kami
mengunjungi dokter Meirdhania Andina SpA, yang praktek di RS Awal Bros Bekasi
Utara. Dokter Andina ini jugalah yang menangani saat saya lahiran, jadi
sekalian ajalah lanjut di dokter yang sama untuk vaksin bulanan dan kontrol tumbuh
kembang Jazea setiap bulan. Tapi bulan ini lain, sejak korona merebak, saya
nggak mau kerumah sakit jika tidak ada yang urgent.
Saya Whatsapp dokter Andina, katanya diberi toleransi jadwal vaksin 2 minggu. Nah
ini sudah 2 minggu lebih, gimana dong?
Saya dan suami memutuskan untuk pergi
ke RV Summarecon Bekasi. Nah, di RV yang ini hanya buka di hari Selasa dan
Sabtu aja. Pertama-tama, kita harus daftar dulu H-1 via Whatsapp ke nomor 0816-1188-987
atau telepon ke 021-87798431 dan menyebutkan nama anak, usia anak dan jenis vaksin
apa. Whatsapp dibalas dengan informasi sebagai berikut:
Antrian tetap per kedatangan. Demi
keamanan Bersama, mohon memperhatikan aturan sbb:
1. Pendamping
mengambil no antrian jam 9
2. 1
pasien hanya boleh ditemani 1 orang pendamping
3. Pasien
dan pendamping dalam kondisi sehat (tidak demam, batuk, pilek)
4. Pasien/anak
datang/dibawa sesuai jam yang ditentukan
5. Apabila
belum giliran dipanggil, silahkan pulang dulu atau menunggu di mobil
6. Pengantar
wajib memakai masker atau pelindung dari kain
Merujuk pada poin 1, meskipun RV
baru dibuka jam 9 pagi, tapi antrinya sudah Panjang dari pagi! Tujuannya untuk
mendapat nomor yang lebih kecil, dengan menulis nama di kertas sesuai urutan
kedatangan. Nanti di jam 9, admin RV akan mendaftar ulang dengan mengabsen
masing2 nomor yang sudah tertulis. Jadi jangan langsung pulang sebelum mendapat
kepastian nomor antrian dari Admin RV. Misalkan sudah daftar dari jam 7, ya
tetap harus tunggu jam 9.
Saya gimana? Oh tentu saya nggak
gitu-gitu banget… hehehe. Saya baru ke RV jam 9.30 dari rumah. Konsekuensinya,
saya PASTI akan dapat nomor besar. Tapi justru itu yang saya cari: datang – langsung
daftar ke admin – dapat nomor antrian – lalu PULANG LAGI! Gak pake nunggu kan,
hehehe. Karena dapat nomor yang besar, maka akan ada jeda beberapa jam dari
daftar hingga waktu vaksin, jadi pendaftar (ayah/ibu/kerabat) bisa pulang kerumah
dulu. Jangan lupa tanya estimasi waktu untuk nomor antrian tersebut ke Adminnya,
dan pantau antrian dengan bertanya ke nomor Whatsapp yang dipakai saat
mendaftar.
Lokasi RV Summarecon Bekasi ini
terletak di Ruko Emerald UG No. 28 Summarecon Bekasi. Ancer-ancernya kalau kita
masuk dari pintu masuk dekat Total Buah, ambil ke kiri. Ketika ketemu
percabangan, ambil yang kanan deh. Ruko RV dan kanan kirinya cukup eye catching
dengan warna depan hijau. Yaa pokoknya ga susah-susah amat lah dicari hehehe.
Gara-gara pandemi korona, pasien
RV jadi membludak karena banyak yang menghindari rumah sakit seperti kami. Nah
saran kami siiih, yang datang untuk daftar cukup 1 orang dan bayi nggak perlu
dibawa. Ujung-ujungnya akan akan ada jeda waktu tunggu sekian jam, kasian kaan kalau
bayi sudah dibawa. Kami dapat antrian nomor 65 dan ketika whatsapp di jam 12
siang, disebutkan perkiraan waktu vaksin jam 13.30. Jadi setelah ambil nomor di
pagi hari, saya bisa pulang dulu, tidur siang dan makan dulu, gak nunggu lama
jugaa.
notes: info dari dokternya, nomor 65 di jam 13.30 tergolong cepat, biasanya lebih sore. Hari itu kebetulan ada perbantuan dokter lain jadi pasien-pasien lebih cepat ditangani.
notes: info dari dokternya, nomor 65 di jam 13.30 tergolong cepat, biasanya lebih sore. Hari itu kebetulan ada perbantuan dokter lain jadi pasien-pasien lebih cepat ditangani.
Sistem antrian juga diperhatikan.
Pasien dipanggil per 5 nomor, lalu akan ditimbang, diukur tinggi badan dan
lingkar kepala. Yang boleh masuk hanya salah satu pendamping, misalnya ayah
atau ibu supaya di dalam ruangan nggak padat. Gimana dong kalau nomor kita
masih lama? Naah, diminta untuk tunggu di mobil dulu. Naah kalau misalnya nomor
antrian kita terlewat gimana? Ehem kalau ini silahkan ditanya langsung ke
adminnya yaa, kemarin lupa nanya hehehe.
Tips niiih buibu (TIPS UNTUK DIRI SAYA SENDIRI HAHAHA) baiknya orang tua pendamping vaksin sudah paham betul mau vaksin apa, merk apa. Selama ini, saya mengandalkan suami soal jenis vaksin, kapan harus vaksin, dan tanya jawab soal vaksin (abisnya banyak benerrr haha). Saya biasanya 'fokus' menjaga mood anak biar nggak takut, bad mood dan tetap happy sebelum selama dan sesudah vaksin. Naah karena kemarin cuma boleh 1 orang tua yang masuk ke ruang imunisasi di RV, saya jadi gelagapan hahaha. Terlebih karena selain PCV 2 dan Rotavirus 2, Jazea juga harusnya diimunisasi DTaP, HIB, IPV dan Hepatitis B. Jadi ada tambahan Infanrix Hexa 6, yang malah paling mahal dibanding kedua vaksin lain yang diniatkan. Biar bayi gak perlu dibawa keluar rumah lagi kaan virus corona dimanamanaaa.
Buat anak gapapah, meski ayah ibu kalau ke dokter tetaplah pergi ke Faskes 1 BPJS heheheuuu :)))
Tips niiih buibu (TIPS UNTUK DIRI SAYA SENDIRI HAHAHA) baiknya orang tua pendamping vaksin sudah paham betul mau vaksin apa, merk apa. Selama ini, saya mengandalkan suami soal jenis vaksin, kapan harus vaksin, dan tanya jawab soal vaksin (abisnya banyak benerrr haha). Saya biasanya 'fokus' menjaga mood anak biar nggak takut, bad mood dan tetap happy sebelum selama dan sesudah vaksin. Naah karena kemarin cuma boleh 1 orang tua yang masuk ke ruang imunisasi di RV, saya jadi gelagapan hahaha. Terlebih karena selain PCV 2 dan Rotavirus 2, Jazea juga harusnya diimunisasi DTaP, HIB, IPV dan Hepatitis B. Jadi ada tambahan Infanrix Hexa 6, yang malah paling mahal dibanding kedua vaksin lain yang diniatkan. Biar bayi gak perlu dibawa keluar rumah lagi kaan virus corona dimanamanaaa.
Buat anak gapapah, meski ayah ibu kalau ke dokter tetaplah pergi ke Faskes 1 BPJS heheheuuu :)))
Sedikit informasi tambahan niih
soal pembayaran di RV Summarecon Bekasi, untuk pembayaran dengan kartu, mesin
yang mereka gunakan akan men-charge 3% dari total harga. Oh tentu sajaaaaa kami
bela-belain cari ATM terdekat untuk bisa bayar cash, karena 3% dari harga
vaksin kan lumayan banget yaa hehehe. Jadi sebaiknya siap-siap uang cash yaa.
Info tambahan satu lagi: untuk
vaksin Rotavirus, bayi jangan disusui 1 jam sebelum dan 1 jam sesudah pemberian
vaksin yaa untuk meminimalisir risiko muntah. Yahilah mooom, kebayang kan abis vaksin
sekian ratus ribu terus dimuntahin lagi tuh nyeseknya kayak apa… hehehe.
NOTES: untuk detil harga vaksin
di RV, silahkan buka Instagramnya yaa, ada kok menu lengkap plus harganya
disana.
UPDATE: kini sudah ada sistem antrian baru di RV, jadi mendaftar via telepon dan email dengan kuota tertentu. Silahkan cek detilnya di akun Instagram RV yaa!
-----
Apa bedanya vaksin di rumah sakit dan RV?
Kalau soal harga, ini kudu apple to apple sih bandinginnya, sesuai jenis vaksinnya. Ada yang di rumah sakit lebih mahal, ada yang di RV lebih mahal. Biaya vaksin di RV sudah termasuk jasa dokter, sementara di RS ada tambahan biaya jasa dokter dan administrasi RS.
Selain harga, ada pertimbangan lain misalnya kalau di RS, kita akan ketemu orang/anak yang sehat maupun sakit, sementara di RV cenderung bertemu anak-anak sehat karena salah satu syarat vaksin adalah tubuh dalam keadaan sehat. Dokternya enakan mana? Dua-duanya enak dan sabar, namun kalau di RV tidak bisa banyak konsultasi karena niatnya untuk vaksin (menurut pendapat saya pribadi lho ya, bisa jadi pendapat orang lain beda lagi) sementara kalau di rumah sakit dengan dokter langganan, saya lebih bisa banyak tanya dan beliau cukup memperhatikan perkembangan Jazea dari bulan ke bulan.
Kenapa nggak ke Posyandu atau Puskesmas aja sis, gratis pula kan?
Soal lokasi vaksin, itu balik lagi ke orang tua masing-masing yaaa prefer dimana, tergantung waktu, pilihan merk vaksin dan dompet juga kan. Sebagai orang tua baru, kami merasa PERLU BANGET setiap bulan konsultasi ke dokter untuk pantau tumbuh kembang Jazea dari orang berilmu dan ahlinya jadi bebas mitos dan 'katanya'. Kami memanfaatkan vaksin subsidi Pemerintah yang gratis di Posyandu komplek tapi juga tetap mengejar vaksin non-subsidi di rumah sakit ataupun klinik.
Harga vaksin non subsidi kan mahal, sis?
WAH IYA BANGET hahaha... Sangat berasa di kantong. Tapi karena dari awal hamil kami sudah komitmen untuk imunisasi Jazea (syukur-syukur bisa lengkap sesuai rekomendasi IDAI), jadi memang perlu tabungan khusus atau masuk pos pengeluaran khusus. Saya sadari juga karena kesehatan menjadi prioritas, ada pos pengeluaran lain yang perlu dicari alternatif, misalnya pembelian mainan/bacaan untuk anak, kami memanfaatkan perabotan rumah untuk bermain dan melatih motorik ataupun menggunakan mainan sisa kejayaan kakak-kakak sepupunya hehe. Mending keluar uang untuk menjaga kesehatan anak kan ya daripada keluar uang karena anak sakit (naudzubillahimindzalik).
Awalnya saya ikut-ikut kata orang yang menyebut 'vaksin wajib dan vaksin tambahan'. Tapi ternyata dokter mengoreksi kalau semua vaksin sebetulnya perlu/wajib, yang membedakan adalah 'bersubsidi pemerintah dan belum bersubsidi'. Soal mau pilih vaksin 'wajib' aja atau mau plus yang tambahan, itu balik lagi ke orang tua masing-masing yaaa... Semua pasti punya pertimbangan terbaik untuk anak.
UPDATE: kini sudah ada sistem antrian baru di RV, jadi mendaftar via telepon dan email dengan kuota tertentu. Silahkan cek detilnya di akun Instagram RV yaa!
-----
Apa bedanya vaksin di rumah sakit dan RV?
Kalau soal harga, ini kudu apple to apple sih bandinginnya, sesuai jenis vaksinnya. Ada yang di rumah sakit lebih mahal, ada yang di RV lebih mahal. Biaya vaksin di RV sudah termasuk jasa dokter, sementara di RS ada tambahan biaya jasa dokter dan administrasi RS.
Selain harga, ada pertimbangan lain misalnya kalau di RS, kita akan ketemu orang/anak yang sehat maupun sakit, sementara di RV cenderung bertemu anak-anak sehat karena salah satu syarat vaksin adalah tubuh dalam keadaan sehat. Dokternya enakan mana? Dua-duanya enak dan sabar, namun kalau di RV tidak bisa banyak konsultasi karena niatnya untuk vaksin (menurut pendapat saya pribadi lho ya, bisa jadi pendapat orang lain beda lagi) sementara kalau di rumah sakit dengan dokter langganan, saya lebih bisa banyak tanya dan beliau cukup memperhatikan perkembangan Jazea dari bulan ke bulan.
Kenapa nggak ke Posyandu atau Puskesmas aja sis, gratis pula kan?
Soal lokasi vaksin, itu balik lagi ke orang tua masing-masing yaaa prefer dimana, tergantung waktu, pilihan merk vaksin dan dompet juga kan. Sebagai orang tua baru, kami merasa PERLU BANGET setiap bulan konsultasi ke dokter untuk pantau tumbuh kembang Jazea dari orang berilmu dan ahlinya jadi bebas mitos dan 'katanya'. Kami memanfaatkan vaksin subsidi Pemerintah yang gratis di Posyandu komplek tapi juga tetap mengejar vaksin non-subsidi di rumah sakit ataupun klinik.
Harga vaksin non subsidi kan mahal, sis?
WAH IYA BANGET hahaha... Sangat berasa di kantong. Tapi karena dari awal hamil kami sudah komitmen untuk imunisasi Jazea (syukur-syukur bisa lengkap sesuai rekomendasi IDAI), jadi memang perlu tabungan khusus atau masuk pos pengeluaran khusus. Saya sadari juga karena kesehatan menjadi prioritas, ada pos pengeluaran lain yang perlu dicari alternatif, misalnya pembelian mainan/bacaan untuk anak, kami memanfaatkan perabotan rumah untuk bermain dan melatih motorik ataupun menggunakan mainan sisa kejayaan kakak-kakak sepupunya hehe. Mending keluar uang untuk menjaga kesehatan anak kan ya daripada keluar uang karena anak sakit (naudzubillahimindzalik).
Awalnya saya ikut-ikut kata orang yang menyebut 'vaksin wajib dan vaksin tambahan'. Tapi ternyata dokter mengoreksi kalau semua vaksin sebetulnya perlu/wajib, yang membedakan adalah 'bersubsidi pemerintah dan belum bersubsidi'. Soal mau pilih vaksin 'wajib' aja atau mau plus yang tambahan, itu balik lagi ke orang tua masing-masing yaaa... Semua pasti punya pertimbangan terbaik untuk anak.
Sumber foto: Everyday Health
Komentar