Setelah
konsultasi dengan Obgyn (baca di sini: Promil dengan Dokter Ni Made Desi di RSHermina Bekasi), saya dan suami langsung ke bagian Radiologi dan Laboratorium.
Ke Radiologi untuk pemeriksaan HSG saya, dan Lab untuk periksa sperma suami.
Syarat
HSG adalah dilakukan di hari 9 sampai 11 menstruasi, tidak melakukan hubungan
badan dulu, juga surat rujukan dokter. Untungnya saya datang pada hari kedua
menstruasi, jadi lebih mudah menentukan tanggal ke 9 hingga 11. Saat mendaftar,
petugas langsung mencocokkan dengan jadwal dokter perempuan yang melakukan
tindakan HSG. Saya mendaftar pada hari ke 9 pagi hari di hari Kamis, supaya
bisa bareng dengan suami yang tes nya antara jam 7pagi - 12 siang. Petugas juga
memberi catatan agar saat HSG, sudah mencukur kemaluan dan membawa pembalut.
Entah
ada angin apa, rasanya kok pingin ke Obgyn lagi. Tapi kali ini tekadnya lebih
serius dan benar-benar memilih lokasi dan dokter yang ‘tepat’. Insecure belum
hamil insya Allah enggak, desakan keluarga juga bukan. Lebih kepada pola pikir:
kepo aja ingin tahu apakah kondisi tubuh kami benar-benar siap apa ternyata ada
kendala? Jika ternyata memang ada, mari kita perbaiki.
Tentang Cincin Kawin, Dipakai atau Enggak?
Cincin
kawin sebetulnya cuma opsi. Lumrah disertakan saat menikah, tapi sifatnya bukan
harus banget. Nah kebetulan nih bu haji, saya dan suami termasuk yang pakai prosesi
penyematan cincin kawin saat akad nikah. Ya biar keliatan ribet dan mainstream
ajalah gitu yaa.
Cincin yang dimaksud adalah cincin kawin diluar mas kawin.
Nah, ada dua kubu nih tentang per-cincinan ini, blok barat yang selalu
menggunakan cincin, dan blok timur yang cincinnya disimpen aja di bawah
tumpukan baju lemari. Kamu yang mana?
Sudah setahun! Ihwaw ternyata usia pernikahan
saya dan Mapit sudah menginjak tahun pertama. Momen anniversary ini juga
kami ‘rayakan’ dengan silaturahmi dengan dokter kandungan. Ciee silaturahmi :))
Lalu bagaimana dan gimana hasilnya? Hyuk Sahabat Dahsyat, mari baca ceritanya
sampe bawah!
Hal
yang Sebaiknya Tidak Dikatakan ke Pasangan yang Belum Dikaruniai Anak
Weits,
sensitif nih, hahaha. Insya Allah saya dan Afid akan anniversary bulan depan.
Pertanyaan “sudah hamil, belum?” sudah jadi pertanyaan biasaaaaa yang akan kami
jawab dengan: “belum, doain yaa”. Tapi ada loh, ada banget, kalimat bernada
judgement yang keluar dari orang lain. Saya coba mengerti, mungkin itu bagian
dari basa basi. Meskipun kadang saya jadi kepengen bawa cobek, biar bisa
ngulekin bibir-bibir julid! Wakaka.
Suka
Duka Menyiapkan Bekal Kantor
Sejak menikah, saya cukup bersemangat bikin
bekal untuk suami ke kantor. Kayaknya kan keren yaa bisa masakin bekal makan
siang yang variatif, enak, sehat, dan lebih irit. Lalu suami di kantor makan
dengan bahagia dan sumringah karena masakan istrinya enak banget. Wah pokoknya romantis dan syahdu lah kayak scene sinetron indosiar. Iyaaaa, itu
harapannya, tapi gimana realisasinya, sis? Banyak suka dan duka nya, bu Lurah!
Honeymoon
Hemat ke Surabaya dan Malang
Ciye
honeymoon ciye. Di tengah hustle-bustle hidup kami, mulai soal rumah, soal pekerjaan, dan aneka hal-hal melelahkan yang kami lalui,
ciye, we deserve a holiday dong! Ya
sebenernya sih emang pengen pergi aja siiiih. Akhirnya dengan bekal budget yang
super mepet, kami jalan-jalan ke Surabaya dan Malang deh!
Buku NIkah Hilang! Pengalaman Membuat Duplikat Buku Nikah
di KUA
Apes banget emang, buku nikah pake hilang! Padahal buku
nikah adalah salah satu dokumen penting yang dibutuhkan untuk proses
surat-surat lainnya. Akhirnya saya dan suami mengurus pembuatan duplikatnya di
KUA tempat kami mendaftarkan pernikahan. Apa aja nih neeeng syaratnya? Ribet
gaa?
Menikah Di Gedung Asrama Haji Bekasi Barat (Plus
dan Minus)
Saya kepingin menulis ini karena dulu, saat mau
nikah, gak banyak informasi yang saya dapatkan di internet tentang gedung
Asrama Haji Bekasi Barat. Padahal saya cukup bergantung kepada Google dalam
mencari banyak referensi pernikahan, mengingat jawaban yang saya harapkan tidak
selalu saya dapat jika nanya ke teman. Lagipula, saya nggak mau keliatan ‘kawin
kok ribet amat sih’, hahaha.
Pernikahan
Di Gedung Dengan Budget di Bawah 100 Juta
“Kemarin
sodara aku nikahan nggak sampe 200 juta kok”
“ya
ampuun, aku nikah 8 tahun lalu udah 150 juta”
“Aku
untuk foto dari prewed, akad dan resepsi totalnya nggak sampe 50 juta kok”
WHOTT
ITU DUIT SEMUA?
Semakin
dewasa, keinginan, impian dan khayalan tentang akad dan resepsi pernikahan saya
berubah.
Pada
masanya, saya ingin pernikahan yang: di gedung di Jakarta Pusat, dengan pilihan
catering dan riasnya A atau B atau C, nanti di dalam ada A ada B ada C, dan souvenirnya
HARUS BANGET nggak pasaran.
Kemudian
berubah menjadi: boleh nggak sih kalo Akad Nikah aja? Atau iya deh ada resepsi,
tapi akad nya di KUA aja ya? Jangan ribet dan mahal deeeh…
Review Vendor Pernikahan: Hendra
Pelangi Catering
Setelah sebulan setengah jadi istri
orang, rasanya masih kebayang gimana pegelnya mengurus hari pernikahan. Pegel
badan, pegel hati dan pegel dompet! Huahaha... Naah, salah satu hal yang perlu perhatian
dan ikhtiar kheseus dalam pernikahan adalah menentukan vendor catering.
Kriterianya tentu saja: amanah, makanan enak dan harganya sesuai budget! Naah,
pilihan saya jatuh pada Hendra Pelangi Catering. Ini dia testimoninya!
Postingan Populer
-
Beberapa waktu lalu, ada sebuah postingan Instagram akun keuangan yang menyebut perkiraan biaya hamil dan melahirkan. Disitu disebutkan ...
-
Alhamdulillah, akhirnya kami masuk ke trimester ketiga kehamilan. Di usia kehamilan kira-kira 28 minggu ini, saya dan suami berniat unt...
-
Foto: kumparan.com Naik kendaraan umum bagi ibu hamil tentu ada suka dukanya. Masuk bulan ke delapan kehamilan, berarti sudah de...